[Enter Post Title Here]



POTENSI MIKROBA PENITRIFIKASI KAWASAN PERTAMBAKAN UDANG TANJUNG PASIR, TANGERANG

Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untukkegiatan budidaya air payau yang berlokasi didaerah pesisir. Kegiatan budidaya tambak yang terus menerus menyebabkan terjadinyadegradasi lingkungan, yang ditandai dengan menurunnya kualitas air Terdapat kasus Konsentrasi tinggi ammonia di sedimen tambak udang akibat dari proses akumulasi dari pakan yang berlebihan .Pada satu dekade terakhir Kegagalan panen yang seringkali banyak dialami petani tambak udang terutama di Tanjung Pasir, Tangerang merupakan salah satu petunjuk telah terjadinya masalah tadi. Oleh karena itu,diperlukan peningkatan kemampuan dari mikroba indigenous dalam meminimalisir efek toksisitas amonia melalui biotransformasi amonia menjadi nitrat dan nitrit adalah sangat penting untuk pertumbuhan udang dan kesehatannya.Proses isolasi dan identifikasi nitrifikasi mikroba telah dilakukan. Jumlah mikroba yang  diisolasi dari kolam udang adalah enam yaitu 2 p, 2 k, 3 p, 1 p, 3 k, dan 2. Jumlah terisolasi mikroba di kolam akuakultur (T-bd) adalah lima dan dalam kolam pasca panen (T-pp) ada tiga. Dalam sampel T-bd, mikroba penitrifikasi autotrof yang 2(k), 2(p) dan 3(p), tetapi 1(p) dan 3(k) sebagai mikroba penitrifikasi heterotrof. Dan dalam sampel T-pp, mikroba penitrifikasi autotrof adalah 3(p), kecuali 2 dan 3(k) sebagai mikroba penitrifikasi heterotrof. Tingkat keefektifan dalam aktivitas nitrifikasi secara berurutan
adalah 2 k, 3 p dan 2 .berikut ini adalah contoh mikroba-mikroba yang berperan  dalam oksidasi Amonia dan Nitrit.
Mikroba Pengoksidasi Amonia (Khemolithotrof)
Mikroba Pengoksidasi Nitrit (Khemolithotrof)
Mikroba Pengoksidasi Amonia dan Nitrit (Heterotrof)

N. europaea

N. winogradskyi

A. eutrophus

N. mobilis

N. agilis

A. faecalis

N. multiformis

N. mobilis

C. acidovorans

N. tenuis

N. marina

C. testoteroni

N. oceanus

N. gracilis

P. denitrificans



Rh. palustris



P. diminuta



Sh. putrefaciens



P. nautica



P. aeruginosa

Tabel-1. Mikroba Pengoksidasi Amonia dan Nitrit










Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam  5 (lima) Kegiatan meliputi : pengambilan sampel mikroba, pengayaan mikroba, inokulasi mikroba, karakterisasi konsorsium mikroba dan uji kualitatif serta uji kemampuan mikroba dalam transformasi amonia menjadi nitrit.    Untuk penelitian ini, sampel substrat dasar tambak udang berasal dari kawasan tambak Tanjung Pasir – Tangerang sebagai salah satu kawasan pertambakan yang pernah mengalami kegagalan  panen.  Sampel  diambil  dari tambak yang sedang budidaya (T-bd) dan tambak lepas panen (T-pp).

Pengambilan sampel Mikroba:Sampel mikroba substrat dasar tambak di  daerah  Tangerang,  dari  tambak periode budidaya dan tambak lepas panen.Pengayaan Mikroba dilakukan dengan cara menambahkan substrat dasar tambak kedalam suatu bejana yang sudah diisi terlebih dahulu dengan media spesifik untuk penitrifikasi.Karakterisasi dan Uji Kualitatif Mikroba,Karakterisasi Mikrobadilakukan dengan memperhatikan perbedaan penampakan koloni,  morfologi  dan  sifat  Gram.Uji Kualitatif Mikroba dimaksudkan untuk mengetahui konversi secara enzimatik dari ammonia ke nitrit dan proses oksidasi dari nitrit ke nitrat oleh mikroorganisme. Uji Kemampuan Metabolisma MikrobaPada percobaan yang dilakukan, media yang digunakan adalah dari Furukawa et. al, (1993). Sedangkan konsentrasi amonia yang ditambahkan adalah 20 mg/L. Parameter kualitas air yang diperiksa pada percobaan ini meliputi amonia dan nitrit,  Mikroba yang dipakai adalah isolat 2k, 2p dan 3p.
1    Keanekaragaman Mikroba

Hasil pemeriksaan mikroba dari sampel air tambak sedang budidaya (T-bd) dan tambak lepas panen (T-pp).Hasil karaketrisasi dan uji kualitatif sampel tambak sedang budidaya (T-bd) disajikan pada Tabel lampiran-1.  Pada tabel tersebut disebutkan bahwa empat isolat menunjukkan hasil positif pada uji pembentukan nitrat, yaitu isolat dengan kode 1(p), 2(k), 3(k), dan 3(p), tetapi pada isolat 3(k)  masih  banyak  ammonia  yang  tersisa yang ditunjukkan oleh warna endapan coklat, sehingga  kemungkinan  besar  kelompok bakteri penitrifikasi terdapat pada isolat 1(p),2(k), dan 3(p).
Dari hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa isolat 2(k) dan 3(p) bersifat Gram negatif.  Berdasarkan sifat itu, maka kelompok bakteri penitrifikasi tersebut termasuk autotrof.   Sebaliknya isolat 1(p) dan 3(k) kemungkinan besar merupakan bakteri penitrifikasi yang heterotrof karena menunjukkan sifat Gram positif.Sedangkan isolat 2(p) menunjukkan hasil yang negatif pada uji pembentukan nitrat dan tidak terlihat terbentuknya gas pada uji nitrat tersebut.   Tetapi pada uji ammonia ternyata hanya menyisakan sedikit ammonia dan hasil pewarnaan menunjukkan sifat Gram negatif.   Oleh karena itu, isolat 2(p) ini masih tergolong  penitrifikasi  autotrof,  meskipun hanya mengubah amonia menjadi nitrit.
Dari sampel tambak lepas panen (T-pp) disajikan pada Tabel lampiran-2.   Pada tabel tersebut tampak  bahwa isolat 2, 3(k) dan 3(p) yang diperoleh menunjukkan hasil yang positif pada uji pembentukan nitrat.Demikian pula pada uji ammonia, menunjuk-kan bahwa ammonia pada media ujinya telah berkurang banyak, sehingga kemungkinan besar ketiga isolat merupakan      kelompok bakteri penitrifikasi.
Sedangkan berdasarkan hasil pewarnaan Gram, isolat nomor 3(p) memperlihatkan sifat Gram negatif, sehingga kemungkinan besar isolat ini sebagai bakteri penitrifikasi yang autotrof.   Sebaliknya isolat nomor 2 dan
3(k) menunjukkan Gram positif sehingga kemungkinan besar bakteri tersebut merupa- kan penitrifikasi yang heterotrof.
Dari sampel yang telah diamati dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat konsorsium mikroba  penitrifikasi,yang terdiri dari 2 jenis yaitu  yang  bersifat autotrof maupun heterotrof. Mikroba penitrifikasi autotrof yang diperoleh kemungkinan merupakan jenis mikroba kelompok Nitrosomonas dan Nitrobacter, sedangkan yang bersifat heterotrof kemungkinan merupakan jenis dari Arthrobacter yang mempunyai sifat Gram positif.
Ada kesamaan antara sebagian sampel yang diambil dari tambak T-bd dan T-pp di Tangerang baik pada ciri biakan, morfologi, maupun uji kualitatif.     Kedua jenis sampel

tersebut menunjukkan keberadaan kelompok bakteri    penitrifikasi,     baik     yang    bersifat autotropik maupun yang bersifat heterotropik. Hasil uji laju biotransformasi  amonia menjadi nitrit   secara   aerobik   menunjukkan   bahwa isolat  2k  merupakan  mikroba  terbaik  diikuti oleh isolat 3p dan 2 p.








Hasil  bioassay  amonia


kegagalan  panen,  yang  antara  lain diakibatkan  oleh  .     Akumulasi
terhadap   udang   dengan   konsentrasi   0.54
mg/L N−NH3  telah mematikan 50% udang (P. monodon)   stadium Nauplius setelah 24 jam
(5)

bahan  organik  tersebut  lambat  laun  akan

masa        inkubasi.

Bahkan     dengan

mengakibatkan  penumpukan  amonia   dan terperangkap didalam lapisan substrat dasar

konsentrasi 0.77 mg/L N−NH3 telah mematikan
50% udang (P. monodon)   stadium dewasa
(5,6)

tambak.     Akumulasi amonia tersebut bila terlarut dalam kolom air tambak akan membahayakan kehidupan dan pertumbuhan udang

Dalam  air,  amonia  ditemukan  dalam dua bentuk yaitu amonia non-ionik (NH3) dan amonia ionik (NH4) yang proporsinya dipengaruhi oleh pH, suhu, salinitas dan tekanan  osmotik.      Menurut  Colt  dan Amstrong, Amonia non-nionik sangat toksik terhadap   oganisme   akuatik   seperti   ikan,krustasea dan moluska. (4)     Selain NH3, NH4- pun  dalam  kosentrasi  yang  tinggi  bersifat toksik bilamana terjadi penurunan pH.   Nitrit- pun   (NO2)   sebagai   turunan   dari   amonia bersifat toksik. 
Teteapi sebenarnya   amonia    dapat    digunakan    oleh mikroba heterotrof bagi kepentingan selnya, namun dalam kondisi keterbatasan sumber karbon, hal tersebut sulit dapat berlangsung
(8,9)
 setelah 144 jam masa inkubasi.
itu, upaya menurunkan konsentrasi amonia dalam air perlu dilakukan tanpa mengganggu  kehidupan  udang  selama periode budidaya.    Salah satu proses yang memungkinkan diaplikasikan adalah dengan mengkondisikan proses transformasi amonia menjadi nitrit dan nitrat yang lebih dikenal dengan proses nitrifikasi.    Terjadinya proses nitrifikasi ditandai oleh oksidasi amonia yang
ditransformasikan menjadi NO −  dan NO −. (7)
2   3


secara  terus  menerus.

Ditambah  lagi

terhadap   ikan,    moluska          dan      krustasea. Konsentrasi  amonia  dan  nitrit  yang  bersifat

terbentuknya ion hidrogen akan menurunkan
pH,           menekan         proses nitrifikasi          dan


*) Peneliti Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT.
**) Peneliti Balai Teknologi Lingkungan.

Oleh  karena  itu,  diperlukan  peran  mikroba khemo-autotrof   seperti   Nitrosomonas   dan Nitrobacter     untuk   memanfaatkan           amonia sebagai sumber energi dengan mengoksidasi senyawa tersebut menjadi nitrit dan nitrat. (10) Hasil penelitian Hovanec dan DeLong (1996) mengungkapkan bahwa ditemukan beberapa jenis  mikroba  yang  berperan  dalam  proses nitrifikasi, baik sebagai pengoksidasi  amonia maupun sebagai pengoksidasi nitrit, sebagai- mana disajikan pada Tabel-1. (11)

Tabel-1. Mikroba Pengoksidasi Amonia dan Nitrit
Tabel-1. Mikroba Pengoksidasi Amonia
dan Nitrit

Mikroba Pengoksidasi Amonia (Khemolithotrof)
Mikroba Pengoksidasi Nitrit (Khemolithotrof)
Mikroba Pengoksidasi Amonia dan Nitrit (Heterotrof)

N. europaea

N. winogradskyi

A. eutrophus

N. mobilis

N. agilis

A. faecalis

N. multiformis

N. mobilis

C. acidovorans

N. tenuis

N. marina

C. testoteroni

N. oceanus

N. gracilis

P. denitrificans



Rh. palustris



P. diminuta



Sh. putrefaciens



P. nautica



P. aeruginosa


Diperairan estuari sepanjang pantai di Indonesia sebagai daerah tropis diduga memiliki   potensi   keragaman   hayati  yang tinggi, sehingga sangat berpeluang untuk mendapatkan berbagai jenis mikroba.

1.2 Tujuan

Berdasarkan beberapa alasan diatas maka, langkah pertama adalah melakukan pengamatan keanekaragaman jenis mikroba yang   berperan   dalam   proses  penurunan kadar amonia di perairan tambak udang dengan cara mengidentifikasi karakteristik isolat  mikroba  yang  berasal  dari  substrat dasar  tambak  udang.  Kajian  tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi mikroba setempat (indigenous) yang berperan dalam

nya.
2.  METODOLOGI

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam  5 (lima) Kegiatan meliputi : pengambilan sampel mikroba, pengayaan mikroba, inokulasi mikroba, karakterisasi konsorsium mikroba dan uji kualitatif serta uji kemampuan mikroba dalam transformasi amonia menjadi nitrit.    Untuk penelitian ini, sampel substrat dasar tambak udang berasal dari kawasan tambak Tanjung Pasir – Tangerang sebagai salah satu kawasan pertambakan yang pernah mengalami kegagalan  panen.  Sampel  diambil  dari tambak yang sedang budidaya (T-bd) dan tambak lepas panen (T-pp).

1.   Pengambilan sampel Mikroba

Sampel mikroba substrat dasar tambak di  daerah  Tangerang,  dari  tambak periode budidaya dan tambak lepas panen.

2.   Pengayaan Mikroba

Pengayaan dilakukan dengan cara menambahkan substrat dasar tambak kedalam suatu bejana yang sudah diisi terlebih dahulu dengan media spesifik untuk penitrifikasi. Komposisi media penyubur  yang  digunakan  adalah sebagai berikut (Furukawa et. al, 1993) :

Medium dalam mg/L air laut (NH4)2SO4           tergantung kebutuhan K2HPO4                     100
NaHCO3                                      240
Na2CO3                                       340
MgSO4.7H2O                              060
FeSO4.7H2O                               008
CaCl2.2H2O                                 008
Trace element      0.1 ml pH        8.5

Trace element (mg/L) dalam akuades
ZnSO4                                          700
NaMoO2.2H2O                            100
MnSO4                                         1000
CuSO4.7H2O                               050
CoCl2.6H2O                                 030
KCl                                               100
KAl(SO4)2.2H2O                         100
EDTA                                           975

3.   Karakterisasi dan Uji Kualitatif Mikroba

‰             Karakterisasi Mikroba

Karakterisasi mikroba dilakukan dengan memperhatikan perbedaan penampakan koloni,  morfologi  dan  sifat  Gram mikroba..       Parameter dan metoda analisis mikroba disajikan pada Tabel-2

Tabel-2. Parameter dan Metode
Karakterisasi Mikroba.


baku (APHA, 1985).  Daftar parameter yang diukur dan metode analisis laboratorium disajikan pada Tabel-3.

Tabel-3. Parameter, Alat dan Metode
Analisis Kualitas  Air.






















Uji Kualitatif Mikroba

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui konversi secara enzimatik dari ammonia ke nitrit dan proses oksidasi dari nitrit ke nitrat oleh mikroorganisme.Uji Kemampuan Metabolisma Mikroba
Pada percobaan yang dilakukan, media yang digunakan adalah dari Furukawa et. al, (1993).      Sedangkan konsentrasi amonia yang ditambahkan adalah 20 mg/L. Parameter kualitas air yang diperiksa pada percobaan ini meliputi amonia dan nitrit,  Mikroba yang dipakai adalah isolat 2k, 2p dan 3p.    Analisis laboratorium parameter    kualitas air berpedoman kepada prosedur Prosedur

Sumber : APHA, 1985

3.       HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan  demikian  dari  sampel  habitat T-bd  dan  T-pp  ditemukan  6  isolat  mikroba yaitu 2p, 2k dan 3p untuk mikorba yang bersifat  autotrof  serta  isolat  1p,  3k  dan  2 untuk mikroba yang bersifat heterotrof.   Isolat yang tumbuh pada kedua   habitat tersebut adalah  3p  untuk  mikroba  autotrof  dan    3k yang merupakan mikroba heterotrof. Sedang- kan isolat 2p dan 2k sebagai mikroba autotrof serta isolat 1p sebagai mikroba heterotrof hanya ditemukan pada habitat T-bd,  kecuali isolat  2  sebagai  mikroba  heterotrof  yang

Selanjutnya   pada   hari   kelima   mencapai
100%, 67,6% dan 78,6 masing-masing untuk
2(k),  2(p)  dan  3(p).           Sedangkan pembentukan nitrit (N−NO2) pada hari kedua berturut-turut  0,182  mg/L,  0,022  mg/L  dan
0,057 mg/L masing masing untuk isolat 2(k),
2(p) dan 3(p).    Dan pada hari kelima adalah
1,765 mg/L, 3,699 mg/L dan 4,233 mg/L.
Berdasarkan  hasil  pengamatan tersebut, isolat 2(k) merupakan isolat mikroba yang paling baik dalam melakukan aktivitas biodegradasi amonium menjadi Nitrit, disusul oleh isolat 3(p) dan terakhir 2(p).
Data isolat 2(k) dengan konsentrasi N−NO2 paling rendah menunjukkan proses tranformasi N−NO2 menjadi bentuk lain (Nitrat) lebih cepat terjadi.     Oleh karena itu, isolat
2(k) memiliki kecenderungan sebagai isolat penitrifikasi terbaik diikuti oleh 3(p) dan 2(p).
Data  hasil  pemeriksaan  kualitas  N−NH4   dan
N−NO2 disajikan pada grafik Gambar-1.

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

hanya ditemukan pada habitat T-pp.

0   2          3          4          5
NH4+_ N(2K)       18,326             12,6597           8,5373             1,3398             0

NO2-_ N(2K)       0,1815             1,2452             1,3523             1,7651
NH4+_ N(2P)       18,326             15,268             13,3617           10,3942           5,9297

jauh berbeda dengan hasil penelitian  di Jawa
Tengah, yang telah mengisolasi 3-5 isolat mikroba  penitrifikasi  pada  tambak  yang sedang beroperasi   di daerah Jepara dan Rembang. (1) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kawasan Pertambakan Tanjung pasir di  Tangerang sebagai lokasi pengambilan sampel untuk penelitian masih memiliki potensi bakteri penitrifikasi yang ditunjukkan oleh keanekaragaman mikroba yang terisolasi dalam smpel yang diperiksa.

2    Metabolisma Mikroba

Proses aklimatisasi mikroba dilakukan menggunakan media pengayaan dari Furukawa et al (1993).  Proses aklimatisasi dilakukan terhadap isolat 2p, 2k dan 3p dengan menggunakan media Furukawa et al (1993) masing-masing sebanyak satu liter dengan    konsentrasi    amonium    sebanyak
18,326 mg/L.    Hasil uji proses oksidasi amonium dengan konsentrasi 18,326 mg/L N−NH4, pada hari kedua biodegradasi amonia menjadi nitrit berturut-turut mencapai 30,6%,

NO2-_ N(2P)       0,0222             0,4161             1,2176             3,6992
NH4+_ N(3P)       18,326             15,104             11,326             7,0242             3,9297
NO2-_ N(3P)       0,0573             0,8902             1,3412             4,233
Pengamatan Hari Ke


Gambar-1.   Perubahan konsentrasi N−NH4 dan N−NO2 pada proses Biodegradasi amonium

4.  KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

1.   Suastika-Jaya, IBM, C.K, Sutrisno dan N.
Hamid  1994.   Analisis Mutu Sedimen di Kawasan  Tambak  Desa  Turunrejo Kendal, Jawa Tengah. Majalah Ilmiah Perikanan vol II(1).

2. Garno  Y  S,  P  Pranoto  dan  W Komarawidjaja. 1995. Menyelamatkan kehancuran industri budidaya udang dari degradasi ekosistem tambak. Publikasi Ilmiah Menuju Era Teknologi Hijau.   Buku
1   :   Upaya   Pencegahan   Pencemaran
Lingkungan.    Jakarta.    ISBN 979-8465-
12-1

3.  Komarawidjaja, W, Y S Garno dan P Pranoto.          1995.       Suatu   pemikiran penanggulangan permasalahan budidaya udang intensif dengan teknologi aktivasi mikroba subsrat dasar tambak. Publikasi Ilmiah Menuju Era Teknologi Hijau.   Buku
2   :   Upaya   Pencegahan   Pencemaran
Lingkungan.    Jakarta.    ISBN 979-8465-
12-1 : 255-264
4.   Allan  G  L,     G  B     Maguire  and  S  J Hopkins.     1990.       Acute  and  chronis toxicity          of     ammonia     to     juvenile Metapenaeus  macleayi   and   Panaeus monodon     and   the   influence   of   low dissolved-oxygen      levels.     Aquaculture
91:265-280.
5.   Chin T -S  and Chen J -C.   1987.   Acute toxicity of ammonia to larvae of the tiger prawn, P.monodon. Aquaculture 66:247-
253.
6.   Chen J -C,  Liu  P -C and Lei S -C.   1990.
Toxicities   of   ammonia   and   nitrite   to
P.monodon    adolescents.    Aquaculture
89:12-137.
7.   Mevel, G. and Chamroux, S.   1981.            A
study on nitrification in the presence of


prawns (Panaeus japonicus) in marine close system. Aquaculture, 23:29-43.
8.   Sterrit,  R.M.  and  J.N.  Lester.    (1988).
Microbiology for environmental and public health engineers.  E & F N Spoon Ltd. London. UK.
9.   Rheinheimer,   G.      (1971). Acuatic microbiology. John Wiley & Sons Ltd. UK.
10. Stenstrom, M.K. and S.S. Song. (1991).
Effect of oxygen transport limitation on nitrification  in  the  activated  sludge process.       Research   Journal   WPCF
63(3):208-219.
11. Hovanec, T.A. and E.F. DeLong.   1996.
Comparative analysis of nitrifying bacteria association with freshwater and marine aquaria.  Applied  and  Environ. Microbiology 62 (8) : 2888-2896
12. Furukawa K,A. Ike and M Fujita.   1993.
Preparation of Marine nitrifying sludge. J.Fermentation      and      Bioengineering.
76(2):134-139.
13. APHA.  1985.  Standard methods for the examination  of  water  and  wastewater.
16th  Edition.      American  Public  Health
Association. Wahington D.C. 14622 p.

RIWAYAT PENULIS


Wage Komarawidjaja lahir di Kota Serang pada 10 Mei 1954. Menamatkan pendidikan S1 di IPB dalam bidang kedokteran hewan tahun 1980. Masuk BPPT pada tahun 1980 dan sampai saat ini bekerja sebagai Peneliti di  Pusat  Pengkajian  dan  Penerapan Teknologi Lingkungan-BPPT, Jakarta.    Pada tahun 1991 melanjutkan pendidikan S2 di IPB bidang Lingkungan yang diselesaikan pada tahun 1994.    Saat ini penulis sedang melanjutkan pendidikan program S-3 di ITB Bandung dengan fokus penelitian dibidang Bioremediasi.



"...'.

Lampiran-2.          Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-pp.








3

<;;!
[
0'
'2....
e ri "' c;:
"'
•""
-[a;?


§


"2ii'





J>
re.,
S:

g-
l
.,"
(@.
1
[
i,l.l
=<:1.:
"'
"




Gl
"'





Lampiran-2.          Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-pp.






"...'.
"'



Lampiran-1.  Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-bd.

CIRI
/PARAMETER     ISOLAT No. 1 (p)        ISOLAT No. 2 (k)        ISOLAT No. 2 (p)        ISOLAT No.  3 (k)     ISOLAT No. 3 (p)
Ciri Biakan :
Koloni pada agar nutrien  Circle (bundar) besar, putih, permuka-annya rata dan penuh           Circle kecil, putih kekuningan dengan filamen kuning sekelilig, permukaan- nya rata dan penuh    Circle besar dan kecil, putih kekuning- kuningan, permukaan-nya rata dan penuh          Circle kecil dan punctiform berwarna kuning, permukaan-nya rata dan penuh         Circle kecil dan punctiform berwarna putih, permukaan- nya rata dan penuh
Morfologi sel :
Reaksi Gram       Positif  Negatif            Negatif            Positif  Negatif
Bentuk      Batang tebal    batang lebih tipis         batang tipis      Batang tebal    Batang, agak tebal
Penataan  Rata-rata berantai dua (diplo) rata-rata berantai dua
(diplo)       rata-rata tunggal          Rata-rata berantai dua (diplo) Rata-rata tunggal
Ukuran     Rata-rata panjang (variasi)     rata-rata pendek         rata-rata pendek         Rata-rata panjang
(variasi)    Rata-rata pendek
(variasi)
Uji Kualitatif Biokimia :
Uji Ammonia pada media Kaldu Ammonium Sulfat       Kuning tua
(sedang)   Kuning pucat (sedikit) Kuning pucat
(sedikit)    Coklat dan endapan (banyak)            Kuning pucat
(sedikit)
Uji Nitrit pada Kaldu Ammonium Sulfat   Negatif            Negatif            Negatif            Negatif     Negatif
Uji Nitrit pada
Kaldu Nitrit           Positif  Positif  Positif  Positif  Positif
Uji Nitrat pada
Kaldu Nitrit           Positif  Positif  Negatif dan gas negatif           Positif  Positif




276





Lampiran-2.          Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-pp.


CIRI /PARAMETER       
ISOLAT No. 2     
ISOLAT No. 3 (k)
ISOLAT No. 3 (p)
Ciri Biakan :
Koloni pada agar nutrien  Punctiform dan circle kecil,  putih kekuningan, permukaannya rata dan penuh     Punctiform dan circle kecil, kuning dengan filamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh            Punctiform dan circle kecil berwarna putih dengan filamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh
Morfologi sel :
Reaksi  Gram      Positif  Positif  negatif
Bentuk      Batang tebal    Batang agak tebal       Batang agak tebal
Penataan  Rata-rata berantai dan berjajar seperti pagar Rata-rata tunggal dan berantai dua-dua (diplo)     Rata-rata tunggal dan berantai dua (diplo)
Ukuran     Rata-rata panjang
(variasi)    Rata-rata panjang
(variasi)    Rata-rata pendek
(variasi)
Uji Kualitatif Biokimia :
Uji Ammonia pada media
Kaldu Ammonium Sulfat Kuning pucat (sedikit) Kuning pucat (sedikit) Kuning tua (sedang)
Uji Nitrit pada Kaldu
Ammonium Sulfat            Negatif            Negatif            Negatif
Uji Nitrit pada Kaldu Nitrit Positif  Positif  Positif
Uji Nitrat pada Kaldu Nitrit           Positif  Positif  Positif







277









































































279Hasil  bioassay  amonia



kegagalan  panen,  yang  antara  lain diakibatkan  oleh  .     Akumulasi
terhadap   udang   dengan   konsentrasi   0.54
mg/L NNH3  telah mematikan 50% udang (P. monodon)   stadium Nauplius setelah 24 jam
(5)


bahan  organik  tersebut  lambat  laun  akan

masa        inkubasi.

Bahkan     dengan


mengakibatkan  penumpukan  amonia dan terperangkap didalam lapisan substrat dasar

konsentrasi 0.77 mg/L N−NH3 telah mematikan
50% udang (P. monodon)   stadium dewasa
(5,6)


tambak.     Akumulasi amonia tersebut bila terlarut dalam kolom air tambak akan membahayakan kehidupan dan pertumbuhan udang. (1,2,3)

Dalam  air,  amonia  ditemukan  dalam dua bentuk yaitu amonia non-ionik (NH3) dan amonia ionik (NH4) yang proporsinya dipengaruhi oleh pH, suhu, salinitas dan tekanan  osmotik.      Menurut  Colt  dan Amstrong, Amonia non-nionik sangat toksik terhadap   oganisme   akuatik   seperti   ikan,

setelah 144 jam masa inkubasi.
itu, upaya menurunkan konsentrasi amonia dalam air perlu dilakukan tanpa mengganggu  kehidupan  udang  selama periode budidaya.    Salah satu proses yang memungkinkan diaplikasikan adalah dengan mengkondisikan proses transformasi amonia menjadi nitrit dan nitrat yang lebih dikenal dengan proses nitrifikasi.    Terjadinya proses nitrifikasi ditandai oleh oksidasi amonia yang
ditransformasikan menjadi NO  dan NO . (7)
2                                        3


krustasea dan moluska. (4)     Selain NH3, NH4- pun  dalam  kosentrasi  yang  tinggi  bersifat toksik bilamana terjadi penurunan pH.   Nitrit- pun   (NO2 sebagai   turunan   dari   amonia bersifat toksik
Bahkan    amonia    dapat    digunakan    oleh
mikroba heterotrof bagi kepentingan selnya, namun dalam kondisi keterbatasan sumber karbon, hal tersebut sulit dapat berlangsung
(8,9)



secara  terus  menerus.

Ditambah  lagi


terhadap             ikan,  moluska   dan      krustasea. Konsentrasi  amonia  dan  nitrit  yang  bersifat

terbentuknya ion hidrogen akan menurunkan
pH,     menekan                  proses           nitrifikasi          dan



*) Peneliti Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT.
**) Peneliti Balai Teknologi Lingkungan.


Oleh  karena  itu,  diperlukan  peran  mikroba khemo-autotrof   seperti   Nitrosomonas   dan Nitrobacter   untuk   memanfaatkan amonia sebagai sumber energi dengan mengoksidasi senyawa tersebut menjadi nitrit dan nitrat. (10) Hasil penelitian Hovanec dan DeLong (1996) mengungkapkan bahwa ditemukan beberapa jenis  mikroba  yang  berperan  dalam  proses nitrifikasi, baik sebagai pengoksidasi  amonia maupun sebagai pengoksidasi nitrit, sebagai- mana disajikan pada Tabel-1. (11)

Tabel-1. Mikroba Pengoksidasi Amonia dan Nitrit

Mikroba Pengoksidasi Amonia (Khemolithotrof)
Mikroba Pengoksidasi Nitrit (Khemolithotrof)
Mikroba Pengoksidasi Amonia dan Nitrit (Heterotrof)

N. europaea

N. winogradskyi

A. eutrophus

N. mobilis

N. agilis

A. faecalis

N. multiformis

N. mobilis

C. acidovorans

N. tenuis

N. marina

C. testoteroni

N. oceanus

N. gracilis

P. denitrificans



Rh. palustris



P. diminuta



Sh. putrefaciens



P. nautica



P. aeruginosa

Diperairan estuari sepanjang pantai di Indonesia sebagai daerah tropis diduga memiliki   potensi   keragaman   hayati  yang tinggi, sehingga sangat berpeluang untuk mendapatkan berbagai jenis mikroba.

1.2 Tujuan

Berdasarkan beberapa alasan diatas maka, langkah pertama adalah melakukan pengamatan keanekaragaman jenis mikroba yang   berperan   dalam   proses  penurunan kadar amonia di perairan tambak udang dengan cara mengidentifikasi karakteristik isolat  mikroba  yang  berasal  dari  substrat dasar  tambak  udang.  Kajian  tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi mikroba setempat (indigenous) yang berperan dalam

nya.
2.  METODOLOGI

Keanekaragaman MikrobaSampel air yang diperiksa berasal dari lokasi pertambakan di Tanjung pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kotamadya Tangerang.      Dibawah ini disajikan hasil pemeriksaan mikroba dari sampel air tambak sedang budidaya (T-bd) dan tambak lepas panen (T-pp).
Hasil karaketrisasi dan uji kualitatif sampel tambak sedang budidaya (T-bd) disajikan pada Tabel lampiran-1.   Pada tabel tersebut disebutkan bahwa empat isolat menunjukkan hasil positif pada uji pembentukan nitrat, yaitu isolat dengan kode
1(p), 2(k), 3(k), dan 3(p), tetapi pada isolat
3(k)  masih  banyak  ammonia  yang  tersisa yang ditunjukkan oleh warna endapan coklat, sehingga  kemungkinan  besar  kelompok bakteri penitrifikasi terdapat pada isolat 1(p),
2(k), dan 3(p).
Dari hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa isolat 2(k) dan 3(p) bersifat Gram negatif.  Berdasarkan sifat itu, maka kelompok bakteri penitrifikasi tersebut termasuk autotrof.   Sebaliknya isolat 1(p) dan
3(k) kemungkinan besar merupakan bakteri penitrifikasi yang heterotrof karena menunjukkan sifat Gram positif.
Sedangkan isolat 2(p) menunjukkan hasil yang negatif pada uji pembentukan nitrat dan tidak terlihat terbentuknya gas pada uji nitrat tersebut.   Tetapi pada uji ammonia ternyata hanya menyisakan sedikit ammonia dan hasil pewarnaan menunjukkan sifat Gram negatif.   Oleh karena itu, isolat 2(p) ini masih tergolong  penitrifikasi  autotrof,  meskipun hanya mengubah amonia menjadi nitrit.


dari sampel tambak lepas panen (T-pp) disajikan pada Tabel lampiran-2.   Pada tabel tersebut tampak  bahwa isolat 2, 3(k) dan 3(p) yang diperoleh menunjukkan hasil yang positif pada uji pembentukan nitrat.    Demikian pula pada uji ammonia, menunjuk-kan bahwa ammonia pada media ujinya telah berkurang banyak, sehingga kemungkinan besar ketiga isolat merupakan      kelompok bakteri penitrifikasi.
Sedangkan berdasarkan hasil pewarn- aan Gram, isolat nomor 3(p) memperlihatkan sifat Gram negatif, sehingga kemungkinan besar isolat ini sebagai bakteri penitrifikasi yang autotrof.   Sebaliknya isolat nomor 2 dan
3(k) menunjukkan Gram positif sehingga kemungkinan besar bakteri tersebut merupa- kan penitrifikasi yang heterotrof.
Dengan  demikian  dari  sampel  habitat T-bd  dan  T-pp  ditemukan  6  isolat  mikroba yaitu 2p, 2k dan 3p untuk mikorba yang bersifat  autotrof  serta  isolat  1p,  3k  dan  2 untuk mikroba yang bersifat heterotrof.   Isolat yang tumbuh pada kedua   habitat tersebut adalah  3p  untuk  mikroba  autotrof  dan    3k yang merupakan mikroba heterotrof. Sedang- kan isolat 2p dan 2k sebagai mikroba autotrof serta isolat 1p sebagai mikroba heterotrof hanya ditemukan pada habitat T-bd,  kecuali isolat  2  sebagai  mikroba  heterotrof  yang

Selanjutnya   pada   hari   kelima   mencapai
100%, 67,6% dan 78,6 masing-masing untuk
2(k),  2(p)  dan  3(p).           Sedangkan pembentukan nitrit (NNO2) pada hari kedua berturut-turut  0,182  mg/L,  0,022  mg/L  dan
0,057 mg/L masing masing untuk isolat 2(k),
2(p) dan 3(p).    Dan pada hari kelima adalah
1,765 mg/L, 3,699 mg/L dan 4,233 mg/L.
Berdasarkan  hasil  pengamatan tersebut, isolat 2(k) merupakan isolat mikroba yang paling baik dalam melakukan aktivitas biodegradasi amonium menjadi Nitrit, disusul oleh isolat 3(p) dan terakhir 2(p).
Data isolat 2(k) dengan konsentrasi NNO2 paling rendah menunjukkan proses tranformasi N−NO2 menjadi bentuk lain (Nitrat) lebih cepat terjadi.     Oleh karena itu, isolat
2(k) memiliki kecenderungan sebagai isolat penitrifikasi terbaik diikuti oleh 3(p) dan 2(p).
Data  hasil  pemeriksaan  kualitas  N−NH4   dan
NNO2 disajikan pada grafik Gambar-1.

20
18
16
Text Box: Kons. NH4-N, NO2-N (mg/L)14
12
10
8
6
4
2
0


hanya ditemukan pada habitat T-pp.

0    2         3          4          5
NH4+_ N(2K)     18,326 12,6597             8,5373             1,3398             0


Jumlah   temuan   isolat   tersebut   tidak         
 
NO2-_ N(2K)                                                                  0,1815            1,2452     1,3523             1,7651
NH4+_ N(2P)                                                      18,326           15,268            13,3617    10,3942                                                                            5,9297


jauh berbeda dengan hasil penelitian  di Jawa
Tengah, yang telah mengisolasi 3-5 isolat mikroba  penitrifikasi  pada  tambak  yang sedang beroperasi   di daerah Jepara dan Rembang. (1) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kawasan Pertambakan Tanjung pasir di  Tangerang sebagai lokasi pengambilan sampel untuk penelitian masih memiliki potensi bakteri penitrifikasi yang ditunjukkan oleh keanekaragaman mikroba yang terisolasi dalam smpel yang diperiksa.

2    Metabolisma Mikroba

Proses aklimatisasi mikroba dilakukan menggunakan media pengayaan dari Furukawa et al (1993).  Proses aklimatisasi dilakukan terhadap isolat 2p, 2k dan 3p dengan menggunakan media Furukawa et al (1993) masing-masing sebanyak satu liter dengan    konsentrasi    amonium    sebanyak
18,326 mg/L.    Hasil uji proses oksidasi amonium dengan konsentrasi 18,326 mg/L NNH4, pada hari kedua biodegradasi amonia menjadi nitrit berturut-turut mencapai 30,6%,

NO2-_ N(2P) 0,0222            0,4161         1,2176             3,6992
NH4+_ N(3P)            18,326        15,104             11,326             7,0242             3,9297
NO2-_ N(3P) 0,0573            0,8902         1,3412             4,233
Pengamatan Hari Ke


Gambar-1.   Perubahan konsentrasi NNH4 dan N−NO2 pada proses Biodegradasi amonium

4.  KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan sampel dapat disimpulkan bahwa terdapat konsorsium mikroba  penitrifikasi,  baik  yang  bersifat autotrof maupun heterotrof.     Mikroba penitrifikasi autotrof yang diperoleh kemungkinan merupakan jenis mikroba kelompok Nitrosomonas dan Nitrobacter, sedangkan yang bersifat heterotrof kemungkinan merupakan jenis dari Arthrobacter yang mempunyai sifat Gram positif.
Ada kesamaan antara sebagian sampel yang diambil dari tambak T-bd dan T-pp di Tangerang baik pada ciri biakan, morfologi, maupun uji kualitatif.     Kedua jenis sampel



tersebut menunjukkan keberadaan kelompok bakteri  penitrifikasi,     baik     yang    bersifat autotropik maupun yang bersifat heterotropik. Hasil uji laju biotransformasi  amonia menjadi nitrit   secara   aerobik   menunjukkan   bahwa isolat  2k  merupakan  mikroba  terbaik  diikuti oleh isolat 3p dan 2 p.

DAFTAR PUSTAKA

1.   Suastika-Jaya, IBM, C.K, Sutrisno dan N.
Hamid  1994.   Analisis Mutu Sedimen di Kawasan  Tambak  Desa  Turunrejo Kendal, Jawa Tengah. Majalah Ilmiah Perikanan vol II(1).

2. Garno  Y  S,  P  Pranoto  dan  W Komarawidjaja. 1995. Menyelamatkan kehancuran industri budidaya udang dari degradasi ekosistem tambak. Publikasi Ilmiah Menuju Era Teknologi Hijau.   Buku
  Upaya   Pencegahan   Pencemaran
Lingkungan.    Jakarta.    ISBN 979-8465-
12-1

3.  Komarawidjaja, W, Y S Garno dan P Pranoto.    1995.       Suatu   pemikiran penanggulangan permasalahan budidaya udang intensif dengan teknologi aktivasi mikroba subsrat dasar tambak. Publikasi Ilmiah Menuju Era Teknologi Hijau.   Buku
  Upaya   Pencegahan   Pencemaran
Lingkungan.    Jakarta.    ISBN 979-8465-
12-1 : 255-264
4.   Allan  G  L,     G  B     Maguire  and  S  J Hopkins.       1990.       Acute  and  chronis toxicity         of     ammonia     to     juvenile Metapenaeus            macleayi   and   Panaeus monodon   and   the   influence   of   low dissolved-oxygen     levels.     Aquaculture
91:265-280.
5.   Chin T -S  and Chen J -C.   1987.   Acute toxicity of ammonia to larvae of the tiger prawn, P.monodon. Aquaculture 66:247-
253.
6.   Chen J -C,  Liu  P -C and Lei S -C.   1990.
Toxicities   of   ammonia   and   nitrite   to
P.monodon    adolescents.    Aquaculture
89:12-137.
7.   Mevel, G. and Chamroux, S.   1981.          A
study on nitrification in the presence of


prawns (Panaeus japonicus) in marine close system. Aquaculture, 23:29-43.
8.   Sterrit,  R.M.  and  J.N.  Lester.    (1988).
Microbiology for environmental and public health engineers.  E & F N Spoon Ltd. London. UK.
9.   Rheinheimer,   G.         (1971).   Acuatic microbiology. John Wiley & Sons Ltd. UK.
10. Stenstrom, M.K. and S.S. Song. (1991).
Effect of oxygen transport limitation on nitrification  in  the  activated  sludge process.       Research   Journal   WPCF
63(3):208-219.
11. Hovanec, T.A. and E.F. DeLong.   1996.
Comparative analysis of nitrifying bacteria association with freshwater and marine aquaria.  Applied  and  Environ. Microbiology 62 (8) : 2888-2896
12. Furukawa K,A. Ike and M Fujita.   1993.
Preparation of Marine nitrifying sludge. J.Fermentation      and      Bioengineering.
76(2):134-139.
13. APHA.  1985.  Standard methods for the examination  of  water  and  wastewater.
16th  Edition.      American  Public  Health
Association. Wahington D.C. 14622 p.

RIWAYAT PENULIS


Wage Komarawidjaja lahir di Kota Serang pada 10 Mei 1954. Menamatkan pendidikan S1 di IPB dalam bidang kedokteran hewan tahun 1980. Masuk BPPT pada tahun 1980 dan sampai saat ini bekerja sebagai Peneliti di  Pusat  Pengkajian  dan  Penerapan Teknologi Lingkungan-BPPT, Jakarta.    Pada tahun 1991 melanjutkan pendidikan S2 di IPB bidang Lingkungan yang diselesaikan pada tahun 1994.    Saat ini penulis sedang melanjutkan pendidikan program S-3 di ITB Bandung dengan fokus penelitian dibidang Bioremediasi.




"...'.

Lampiran-2.                        Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-pp.










ISOLAT No. 2

ISOLAT No.3 (k)

ISOLAT No. 3 (p)

CIRJ /PARAMETER
Ciri Biakan :
Kolonipada agar nutrien
Punctiform dan circle kecil. putih kekuningan, permukaannya rata dan penuh
Punctiform dan circle
kecil, kuning dengan
filamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh
Punctiform dan circle
kecil berwama putih
dengan lilamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh
Morfologi sel :
Reaksi  Gram
Positil
Positil
neaatil
Sentuk
Satang tebal
Satang agaktebal
Satana aaaktebal
Penataan
Rata-rata berantai dan berjajar seperti pagar
Rata-rata tunggal dan
berantai dua-dua (diplo)
Rata-rata tunggal dan
berantai dua (diolo)
Ukuran
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-ra pendek
(variasi
Uji Kualitatif Bloklmla :
Uji Ammonia pada media
Kaldu Ammonium Sul at
Kuning pucat (sedikit)
Kuning pucat (sedikit)
Kuning tua (sedang)
Uji Nitrit pada Kaldu
Ammonium Sulfat
Negatil
Negatil
Negatil
Uji Nitrit pada Kaldu Nitrit
Positil
Positil
Positil
Uji Nitrat pada Kaldu Nitrit
Positil
Positif
Positil

 
3

<;;!
[
0'
'2....
·
·-
 
·"
 
e ri "' c;:
"'
·""
-[a;?


§


"2ii'







J>
re.,
S:

g-
l
"'
 
.,"
(@.
1
[
i,l.l
=<:1.:
"'
"

i
 
·



Gl
"'





Lampiran-2.           Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-pp.








CIRIIPARAMETER

ISOLAT No. 2

ISOLAT No.3 (k)

ISOLAT No. 3 (p)

Ciri Biakan :
Kolonipada agar nutrien
Punctiform dan circle kecil. putih kekuningan. permukaannya rata dan penuh
Punctiform dan circle
kecil, kuning dengan
filamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh
Punctiform dan circle
kecil berwama putih
dengan filamen kekuningan sekelilingnya. permukaannya rata dan penuh
Morfologi sel :
Reaksi  Gram
Positif
Positif
neaatif

Sentuk
Satang tebal
Satang agaktebal
Satana aaak tebal

Penataan
Rata-rata berantai dan be  arseperti pagar
Rata-rata tunggal dan
berantai dua-dua (diplo)
Rata-rata tunggal dan
berantai dua (diplo)

Ukuran
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-rata pendek
(variasil

Uji Kualitatif Bloklmla :

Uji Ammonia pada media
Kaldu Ammonium Sulfat
Kuning pucat (sedikit)
Kuning pucat (sedikit)
Kuning tua (sedang)

Uji Nitrit pada Kaldu
Ammonium Sulfat
Negatif
Negatif
Negatif

Uji Nitrit pede l<eldu Nitrit
f"'ositif
f"'ositif
r>ositif

Uji Nitrat pada Kaldu Nitrit
Positif
Positif
Positif







 
"...'.
"'




Lampiran-1.  Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-bd.

CIRI
/PARAMETER
ISOLAT No. 1 (p)
ISOLAT No. 2 (k)
ISOLAT No. 2 (p)
ISOLAT No.  3 (k)
ISOLAT No. 3 (p)
Ciri Biakan :
Koloni pada agar nutrien
Circle (bundar) besar, putih, permuka-annya rata dan penuh
Circle kecil, putih kekuningan dengan filamen kuning sekelilig, permukaan- nya rata dan penuh
Circle besar dan kecil, putih kekuning- kuningan, permukaan-nya rata dan penuh
Circle kecil dan punctiform berwarna kuning, permukaan-nya rata dan penuh
Circle kecil dan punctiform berwarna putih, permukaan- nya rata dan penuh
Morfologi sel :
Reaksi Gram
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Bentuk
Batang tebal
batang lebih tipis
batang tipis
Batang tebal
Batang, agak tebal
Penataan
Rata-rata berantai dua (diplo)
rata-rata berantai dua
(diplo)
rata-rata tunggal
Rata-rata berantai dua (diplo)
Rata-rata tunggal
Ukuran
Rata-rata panjang (variasi)
rata-rata pendek
rata-rata pendek
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-rata pendek
(variasi)
Uji Kualitatif Biokimia :
Uji Ammonia pada media Kaldu Ammonium Sulfat
Kuning tua
(sedang)
Kuning pucat (sedikit)
Kuning pucat
(sedikit)
Coklat dan endapan (banyak)
Kuning pucat
(sedikit)
Uji Nitrit pada Kaldu Ammonium Sulfat
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Uji Nitrit pada
Kaldu Nitrit
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Uji Nitrat pada
Kaldu Nitrit
Positif
Positif
Negatif dan gas negatif
Positif
Positif




276






Lampiran-2.         Hasil Karakterisasi dan Uji Kualitatif Sampel T-pp.


CIRI /PARAMETER

ISOLAT No. 2

ISOLAT No. 3 (k)

ISOLAT No. 3 (p)
Ciri Biakan :
Koloni pada agar nutrien
Punctiform dan circle kecil,  putih kekuningan, permukaannya rata dan penuh
Punctiform dan circle kecil, kuning dengan filamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh
Punctiform dan circle kecil berwarna putih dengan filamen kekuningan sekelilingnya, permukaannya rata dan penuh
Morfologi sel :
Reaksi  Gram
Positif
Positif
negatif
Bentuk
Batang tebal
Batang agak tebal
Batang agak tebal
Penataan
Rata-rata berantai dan berjajar seperti pagar
Rata-rata tunggal dan berantai dua-dua (diplo)
Rata-rata tunggal dan berantai dua (diplo)
Ukuran
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-rata panjang
(variasi)
Rata-rata pendek
(variasi)
Uji Kualitatif Biokimia :
Uji Ammonia pada media
Kaldu Ammonium Sulfat
Kuning pucat (sedikit)
Kuning pucat (sedikit)
Kuning tua (sedang)
Uji Nitrit pada Kaldu
Ammonium Sulfat
Negatif
Negatif
Negatif
Uji Nitrit pada Kaldu Nitrit
Positif
Positif
Positif
Uji Nitrat pada Kaldu Nitrit
Positif
Positif
Positif







277












































































279

0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Bantu dengan klik

Please Click Here!!