Tugas Tata Guna Biologi
Tema: Peran Indikator Biologi dalam Pembangunan



“Peran Kenekaragaman Hayati dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”










                        KELOMPOK 2
Dianti                     140410100001
Yudi  Mirsa P        140410100011
Hana  Hunafa       140410100036
Erwan Yudiar D             140410100040
Amalia Shalihah    140410100061


Abstrak

Description: Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgPembangunan berkelanjutan mengandung pengertian sebagai pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup dalam pelaksanannya. Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang dapat memberikan manfaat vital dan strategi sebagai modal dasar pembangunan nasional masa kini maupun masa yang akan datang. Untuk itulah mengetahui dan memahami sejauh manakah peranan konservasi keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan dan langkah apa saja yang telah dilakukan Indonesia untuk mengkonservasi Keanekaragaman Hayati nya penting untuk dilakukan. Menurut UU No. 4 Thn 1982 konservasi sumber daya alam adalah pengelolah sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman. Pada tahun 1997  Indonesia mengagaskan serangkaian strategi konservasi keanekaragaman hayati diantaranya : Meningkatkan pembentukan sistem kawasan lindung berikut pengelolaannya secara efektif.  Melestarikan keanekaragaman hayati pada kawasan agroekosistem dan kawasan nonlindung/ produksi .  Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-situ. Melindungi sistem pengetahuan masyarakat tradisional serta meningkatkan seluruh sistem pengetahuan yang ada tentang konservasi dan keanekaragaman hayati. Mengembangkan dan mempertahankan sistem pengelolaan keanekaragaman hayati berkelanjutan, termasuk pembagian keuntungan yang adil.  Description: Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgDengan keanekaragaman hayati sebagai aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan sudah seharusnya konservasi keanekaragaman hayati dilakukan dari sekarang dan tidak hanya dilakukan di Indonesia melainkan seluruh negara di duina. Karena pembangunan berkelanjutan ini tidak dapat hanya dilakukan oleh Indonesia, semua negara harus berpartisipasi untuk kesejahteraan manusia di masa sekarang maupun masa yang akan datang.





BAB    I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pembangunan berkelanjutan atau suistainable development bukanlah sesuatu hal yang baru secara Nasional ataupun Internasional. Namun dalam pelaksanaannya terdapat banyak konsep yang belum dipahami, sehingga pengaturan dan kebijakannya mengalami banyak kendala, baik dalam segi ekonomi, sosial, dan budaya.
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgPembangunan berkelanjutan mengandung pengertian sebagai pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup dalam pelaksanannya sudah menjadi topik pembicaraan dalam konferensi Stockholm (UN Conference on the Human Environment) tahun 1972 yang menganjurkan agar pembangunan dilaksanakan dengan memperhatikan faktor lingkungan, sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan (eco-development).
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetik). Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai negara mega-biodiversity.  Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat vital dan strategi sebagai modal dasar pembangunan nasional masa kini maupun masa yang akan datang.
Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan dasar semakin besar, sehingga sering terjadi perubahan fungsi hutan, sawah, dan kebun baik oleh pemerintah maupun swasta. Keadaan demikian menyebabkan menyusutnya keanekaragaman hayati. Maka dari itu konservasi keanekaragaman hayati menjadi suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan.





1.2       Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah berjudul Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan adalah mengetahui dan memahami keanekaraman hayati Indonesia yang berpotensi dalam pembangunan berkelnjutan dalam nasional maupun internasional. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi konsep pembangunan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup.

1.3       Identifikasi Masalah
1.      Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgApa peranan konservasi keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan.
2.      Bagaimana Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konservasi

2.1.1 Pengertian Konservasi
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgKonservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan (Anonim,2010). Menurut UU No. 4 Thn 1982 konservasi sumber daya alam adalah pengelolah sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman (Supriatna Jatna dkk. 2007).
            konservasi  dalam praktinya  banyak  di  kaitkan  dengan  upaya  pengelolaan sumberdaya  alam  dan lingkungan. secara sederhana  konservasi  diberi  pengertian  tentang upaya  pemanfaatan lingkungan dan atau sumberdaya alam yang di lakukan saat ini,tetapi  tetap  mempertahankan  keberadaanya di waktu  mendatang.keberadaan dalam hal ini tidak hanya dalam arti kualitas tetapi juga dalam arti kuantitas. Oleh karenanya konservasi  akan  dapat  menghasilkan  kelestarian.adanya kelestarian terhadap sumberdaya alam  dan lingkungan  akan menjamin terciptanya penmaatan yang berlanjut  sehingga pembangunan  berkelanjutan atau sustainable  development dapat terwujud ( Anonim,2011).
Kata konservasi diambil  dari  istilah bahasa Inggris,yaitu conservation.arti conservation menurut kamus  Echols dan Shadily (1981)  adalah pengawetan.sementara istilah konservasi  dapat diartikan  dengan  perlindungan alam yang  berasal dari  kata natural  conservation.Dalam  hal  sumberdaya energi,konservasi  diartikan  sebagai  penyimpanan  atau  kekekalan  energy (conservation of energy). kata  konservasi ini  bila  digunakan  untuk  kata  kerja,yaitu conserve,tetapi  bila  untuk  kata  benda berarti  kekolotan  atau  konservatisme.Sedangkan  untuk  kata  sifat,sering  digunakan  kata  konservatif  atau  conservative  (bahasa Inggris)
 ( Anonim,2011).


2.1.2 Contoh Konservasi sumber daya alam di Indonesia:

1.      Kawasan suaka alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat dan diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
2.      Kawasan pelestarian alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun  diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatannya secara lestari sumber daya alam hayati dan lingkungannya.
3.      Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgDescription: D:\logo\Unpad Bw.jpgCagar alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

       Selain contoh yang disebutkan diatas tentunya masih banyak lagi contoh yang lainnya seperti,melakukan reboisasi,membuang sampah pada tempatnya,tidak melakukan penebangan hutan secara liar dan lain-lain (
Supriatna Jatna dkk. 2007).

2.2  Kenekaragaman Hayati
2.2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati
       Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumla dan  sifat yang dapat ditemukan pada mahluk hidup. Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular atau gajah. Mulai dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik, begitu juga dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan jenis, ukuran, warna dan bentuk yang beragam, di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput, pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebagainya, di perairan terdapat rumput laut dan dilaut jenis tumbuhan lain dapat hidup (Ivan,2012).
       Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan. Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh faktor biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas cahaya matahari menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang hidup. Hal tersebut mengakibatkan adanya keanekaragaman hayati. Pada umumnya pola distribusi penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi (Ivan,2012).

2.2.2        Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgTingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat ditandai dengan adanya makhluk hidup yang beranekaragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut dapat dilihat dari adanya abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi (Ivan,2012).

A.    Keanekaragam Tingkat Ekosistem            
Makhluk hidup dalam kehidupan selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik dengan lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Bentuk interaksi tersebut akan membentuk suatu sistem yang dikenal dengan isitilah ekosistem. Keanekaragam Tingkat ekosistem adalah keanekaragaman yang dapat ditemukan di antara ekosistem. Di permukaan bumi susunan biotik dan abiotik pada ekosistem tidak sama. Lingkungan abiotik sangat mempengaruhi keberadaan jenis dan jumlah komponen biotik (makhluk hidu). Wilayah dengan kondisi abiotik berbeda umumnya mengandung komposisi makhluk hidup yang berbeda.
Kondisi lingkungan tempat hidup suatu makhluk hidup sangat beragama keberagaman lingkungan tersebut biasanya dapat menghasilkan jenis makhluk hidup yang beragam pula. Hal demikian dapat berbentuk karena adanya penyesuaian sifat-sifat keturunan secara genetik dengan lingkungan tempat hidupnya. Sebagai komponen biotik, jenis makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dalam suatu ekosistem adalah makhluk hidup yang dapat berinteraksi dengan lingkungannya, baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Jika susunan komponen biotik berubah, bentuk interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang dihasilkan juga berubah (Ivan,2012).



B.     Keanekaragam Tingkat Spesies (Jenis)
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgKita dapat mengenal makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Misalnya, melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan,tingkah laku,dan beberapa ciri lain yang dapat diamati. Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme yang tergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili maupun tidak. Misalnya, jika membandingkan tanaman jagung, mangga, dan padi atau di antara bebek, ayam, dan kucing, Perbedaan yang terdapat di antara organisme berbeda jenis lebih banyak dibandingkan dengan di antara organisme satu jenis. Dua organisme yang berbeda jenis mempunyai perbedaan susunan gen yang lebih banyak daripada yang tergolong dalam satu jenis (Ivan,2012)

C.    Keanekaragam Tingkat Gen
Setiap makhluk memiliki komponen pembawa sifat menurun. Komponen tersebut tersusun atas ribuan faktor kebakaan yang mengatur bagaimana sifat-sifat tersebut diwariskan. Faktor itulah yang sekarang kita kenal sebagai gen. gen terdapat di lokus gen pada kromosom atau di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Akan tetapi susunan perangkat gen masing-masing individu dapat berbeda-beda bergantung pada tetua yang menurunkannya. Itulah sebabnya individu-individu yang etrdapat dalam satu jenis dan satu keturunan dapat memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda (Ivan,2012).
Keanekaragam tingkat gen adalah keanekaragam atau variasi yang dapat ditemukan di antara organisme dalam satu spesies, Perangkat gen mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, faktor lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap kemunculan ciri atau sifat suatu individu. Misalnya dua individu memiliki perangkat gen yang sama, tetapi hidup di lingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda (Ivan,2012).

2.3      Pembangunan Berkelanjutan
2.3.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan pada umumnya dapat dipandang sebagai usaha-usaha terencana untuk mengubah kebudayaan manusia. Yaitu berupa usaha-usaha terencana untuk meningkatkan macam, kualitas, kuantitas yang harus dipenuhi bagi pemuasan kebutuhan utama atau primer dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan hidup manusia. (Suparlan,2005)
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgManusia tanpa dukungan lingkungan seperti udara, air, jenis-jenis tumbuhan, serta binatang, tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Karena itu, sudah sepantasnya kita dalam kehidupan sehari-hari, perlu menjaga dan mengelola lingkungan kita. Khususnya dalam berbagai program pembangunan yang mempunyai tujuan utama peningkatan taraf kesejahteraan hidup manusia, perlu didukung oleh modal ekonomi, modal sosial dan modal sumber daya alam serta lingkungan atau ekosistem, modal sosial dan modal sumber daya alam serta lingkungan atau ekosistem. Maka, tidaklah heran sejak awal 1990-an, telah disepakati oleh para pemimpin di berbagai negara di dunia, bahwa paradigma pembangunan tidak lagi menekankan hanya pada pertumbuhan ekonomi semata, melainkan juga dengan mengintegrasikannya faktor-faktor sosial, budaya ,dan lingkungan. Padradigma pembangunan tersebut dikenal dengan sebutan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Soemarwoto,1991).
Sementara itu, di Indonesia mengingat di era 1990-an gencar melaksanakan pembangunan dengan mengutamakan pada pertumbuhan ekonomi semata-secara umum berbagai  program pembangunan di tanah air menuai banyak kegagalan yang lebih jauh menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan hidup. Demikian pula, kini setelah lebih dari satu setengah dasawarsa, indonesia merubah paradigma pembangunan dari pendekatan pertumbuhan ekonomi menjadi pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu pembangunan yang bersifat holistik, pro-ekonomi, pro-sosial, pro-lingkungan hidup dan pro-kepentingan jangka panjang. Maka, seyogianya berbagai kegiatan pembangunan itu tidak menimbulkan banyak kerusakan lingkungan (Soemarwoto,1991).
Pembangunan secara sederhana dapat dilihat sebagai usaha terencana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan para warga masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan dapat dilihat juga sebagai usaha-usaha terencana untuk merubah kebudayaan dari suatu masyarakat yang semula kurang efektif dan kurang efsien dalam hal kegunaannya untuk pemenuhan kebutuhan dan taraf kesejahteraan para pendukungnya menjadi lebih efektif dan efisien dalam hal kegunaannya untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber daya energi yang ada dalam lingkungan untuk peningkatan kesejahteraan kehidupan manusia (Soemarwoto,1991).
Berdasarkan perkembangan pembangunan di negara-negara berkembang , paradigma pembangunan tersebut telah mengalami berbagai perubahan , anara lain pembangunan yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dengan redistribusi, pembangunan dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, dan pembangunan berkelanjutan (Soemarwoto,1991).
2.3.2 Model Pembangunan Berkelanjutan
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpg            Selama periode tahun 1990-an, semakin banyak kalangan menyadari bahwa akibat pembangunan telah menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan. Berbagai kerusakan lingkungan tersebut pada akhirnya juga dapat mengganggu keberhasilan pembangunan ekonomi. Karena itu, paradigma pembangunan tersebut mengalami perubahan mendasar, terutama setelah diselenggarakan Konferesi Tingkat Tinggi (KTT) bumi tentang lingkungan dan pembangunan      ( The United Nations Conference on Environment and Development-UNCE) tahun 1992, di Tio de Janeiro, Brasil. Hasil konferensi tersebut, telah disepakati dan menjadi komitmen semua negara di dunia, bahwa pembangunan parsial yang menekankan pada pembangunan ekonomi, diganti oleh paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Soemarwoto, 1991).
            Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Di dalam definisi pembangunan berkelanjutan terkandung dua gagasan penting  (WECD, 1987):
1.      Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin sedunia, yang harus diberi prioritas utama.
2.      Gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan.
Pembangunan berkelanjutan dimaksudkan untuk mengintegrasikan aspek ekonomi dan pembangunan sosial yang mana untuk upata proteksi dan meningkatkan kualitas lingkungan alam dan ekuitas sosial (Soemarwoto,1991). Komitmen dan kerjasama global hasil KTTbumi di Rio de Janeiro, Brasil tersebut diruangkan dalam suatu formulasi yang disebut agenda 21, yang pada dasarnya merupakan program aksi untuk mempersiapkan dunia dalam menghadapi tantangn abad 21, agar kualitas hidup manusia terus meningkat dan pembangunan tetap berkelanjutan (KLH,1997).
Di lain pihak, secara teknis konsep pembangunan berkelanjutan dalam penaatan ruang perkotaan mencakup hal-hal sebagai berikut (KLH,1997) :
  1. Pemanfaatan sumber daya perkotaan dengan menimbang wilayah yang lebih luas
  2. Pengembangan bentuk dan struktur perkotaan yang hemat energi
  3. Pemanfaatan lahan perkotaan yang menghindari kawasan peka lingkungan
  4. Penggunaan prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu dasar dalam penilaian usulan pembangunan kegiatan yang diduga akan memberi dampak penting terhadap lingkungan hidup perkotaan.
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgSecara eksplisit definisi pembangunan berkelanjutan secara luas terdiri dari 3 aspek prinsip, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial dengan aspek ekologi dan ekuitas sosial merupakan aspek utama. Dapat dikatakan bahwa tipe pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan, adalah dapat memproteksi dan meningkatkan lingkungan dan ekuitas sosial. Pembangunan digunakan  disini mencakup perbaikan sosial dan ekonomi secara luas. Penekanan tidak semata-mata pada pertumbuhan ekonomi tetapi lebih utama terhadap perbaikan kualitas kesejahteraan manusia atau perkembangan potensial manuasi. Proteksi lingkungan alam tidak dimaksudkan mem-peti-es-kkan eko-sistem tidak boleh berubah melalui evolusi dan proses-proses ekologi, tetapi lebih menekankan pada menjaga perubahan-perubahan tersebut tidak menyebabkan bencana kehancuran/ketidakberlanjutan (Soemarwoto,1991).
Keberlanjutan ekologi memegang peran penting karena melihat kenyataan bahwa ekonomi dan masyarakat pada akhirnya sangat tergantung pada biosfer dan proses-proses ekologi di dalamnya. Seperti dikemukakan terdahulu bahwa alam memberikan pelayanan pada manusia dan ekonomi dengan sistem penunjang kehidupan yang kompleks, seperti udara, air , sumber pangan, dan iklim yang sesuai untuk survival serta sumber-sumber fisik yang menjadi fondasi untk kelangsungan kepentingan-kepentingan ekonomi. Dengan demikian, kita dapat menginterpretasikan bahwa aspek-aspek ekologi menjadi aspek penting bagi penunjang pembangunan ekonomi dan sosial (Soemarwoto,1991).
Pembangunan berkelajutan dipandang sebagai aternatif pembangunan yang mencoba menjembatani paradigma developmentalis atau enviromentalis. Pembangunan berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi dan ekologi melalaui upaya perumusan paradigma dan arah kebijkan yang bertumpu pada kemitraan dan partisipasi para pelaku pembangunan dalam mengelola sumber daya seoptimal mungkin (Baiquni, 2002: 37).

BAB III
PEMBAHASAN

Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgMenurut (Soemarwoto, 1991) selama periode tahun 1990-an , semakin banyak kalangan menyadari bahwa akibat pembangunan telah menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan. Berbagai kerusakan lingkungan tersebut pada akhirnya juga dapat mengganggu keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Sehingga akhirnya paradigma mengenai pembangunan yang menekankan pada sisi ekonomi di ganti menjadi paradigma pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan yang bersifat holistik, pro-ekonomi, pro-sosial, pro-lingkungan hidup dan pro-kepentingan jangka panjang.
Salah satu indikator dalam suatu pembangunan adalah indikator biologi yaitu mahluk hidup (hayati). Indikator ini sangat penting karena dalam suatu pembangunan, baik itu pembangunan yang menekankan pada ekonomi ataupun  pembangunan  berkelanjutan semuanya bertujuan untuk kesejahteraan mahluk hidup terutama manuisa. Dalam pembangunan berkelanjutan selain tujuan untuk kesejahteraan manusia yang lebih diutamakan adalah pertama pro-lingkungan yaitu pembangunan bersifat tidak merusak dan peduli terhadap lingkungan. Kedua tentu saja pro-kepentingan jangka panjang artinya pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang.
Mahluk hidup (hayati) sebagai indikator pembangunan teruatama pembangunan berkelanjutan akan memegang peranan penting kedepannya. Di bumi ini kita mengetahui beragam mahluk hidup teruatama hewan dan tumbuhan. Keanekaragaman tersebut merupakan sumber daya hayati dan sumber daya alternatif bagi manusia. Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetik) yang berada di dalam setiap jenisnya. Akan tetapi Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan habitat, yang menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Maka dari itu Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragaman hayati dunia.

Ancaman terhadap keanekaragaman hayati tersebut dapat terjadi melalui berbagai cara berikut (Suhartini, 2009) :
1.      Perluasan areal pertanian dengan membuka hutan atau eksploitasi hutannya sendiri akan mengancam kelestarian varietas liar/lokal yang hidup di sana (seperti telah diketahui bahwa varietas padi liar banyak dijumpai di hutan belukar, hutan jati dan hutan jenis lain). Oleh karena itu, sebelum pembukaan hutan perlu dilakukan ekspedisi untuk pengumpulan data tentang varietas liar/lokal.
2.      Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgRusaknya habitat varietas liar disebabkan oleh terjadinya perubahan lingkungan akibat perubahan penggunaan lahan.
3.      Alih fungsi lahan pertanian untuk penggunaan di luar sektor pertanian menyebabkan flora yang hidup di sana, termasuk varietas padi lokal maupun liar, kehilangan tempat tumbuh.
4.      Pencemaran lingkungan karena penggunaan herbisida dapat mematikan gulma serta varietas tanaman budidaya termasuk padi.
5.      Semakin meluasnya tanaman varietas unggul yang lebih disukai petani dan masyarakat konsumen, akan mendesak/tidak dibudidayakannya varietas lokal.
6.      Perkembangan biotipe hama dan penyakit baru yang virulen akan mengancam kehidupan
varietas lokal yang tidak mempunyai ketahanan.
Oleh karena itu konservasi keanekaragaman hayati perlu dilakukan agar pembangunan bisa terus berjalan. Konservasi sumber daya alam hayati sendiri adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. (UU No. 5 Tahun 1990) tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Salah satu contoh strategi konservasi telah digagaskan oleh Indonesia. Strategi konservasi keanekaragaman hayati ini dalam Agenda 21 Indonesia (1997) dibagi sebagai berikut (Suhartini, 2009) :
1.      Meningkatkan pembentukan sistem kawasan lindung berikut pengelolaannya secara efektif.
2.       Melestarikan keanekaragaman hayati pada kawasan agroekosistem dan kawasan nonlindung/ produksi .
3.       Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-situ
4.       Melindungi sistem pengetahuan masyarakat tradisional serta meningkatkan seluruh sistem pengetahuan yang ada tentang konservasi dan keanekaragaman hayati
5.       Mengembangkan dan mempertahankan sistem pengelolaan keanekaragaman hayati
berkelanjutan, termasuk pembagian keuntungan yang adil.
Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgDengan keanekaragaman hayati sebagai aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan sudah seharusnya konservasi keanekaragaman hayati dilakukan dari sekarang dan tidak hanya dilakukan di Indonesia melainkan seluruh negara di duina. Karena pembangunan berkelanjutan ini tidak dapat hanya dilakukan oleh Indonesia, semua negara harus berpartisipasi untuk kesejahteraan manusia di masa sekarang maupun masa yang akan datang.





















BAB IV
KESIMPULAN

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan :
  1. Konservasi Keanekaragaman Hayati sangat berperan penting sebagai salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
  2. Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgIndonesia telah menggagas strategi konservasi keanekaragaman hayati yang dimana salah satu contohnya adalah pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-xitu.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pengertian Konservasi. http://id.shvoong.com/writing-and- speaking/presenting /2061466- pengertian-konservasi/. Diakses pada tanggal 10 maret 2013.

Description: D:\logo\Unpad Bw.jpgAnonim, 2011. Makalah Konservasi. http://yolandunggio.blogspot.com/2011/01/makalah konservasi.html. Diakses pada tanggal 10 maret 2013.

Baiquni. M,2002. “Integrasi Ekonomi dan Ekologi Dari Mimpi Menjadi Aksi”, Wacana, Edisi 12, Tahun III,
Ivan,2012. laporan praktikum keanekaragaman hayat. http://ivannathan.blogspot.com /2012/05/ laporan-praktikum-keanekaragaman-hayati.html Diakses pada tanggal 10 maret  2013.
KLH. 1997. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta
Soemarwoto,1991. Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan . Bandung : Djambatan.
Suhartini. 2009. Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan. [Artikel] Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Supriatna, Jatna dkk. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
WCED, 1987. Our Common Future. Oxford University Press, New York.


0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Bantu dengan klik

Please Click Here!!