22/03/2011
Drs.T.atatng S. Erawan:
Pengelolaan Satwa Liar
Pendahuluan
Pengertian satwa liar : Bailey, 1984. Satwa liar adalah binatang yang
hidup di dalam ekosistem alam
Nilai satwa liar:
Menguntungkan:
– Nilai ilmu pengetahuan:
sebagai genetic resurces; sumber protein hewani setelah
ditangkarkan; binatang percobaan (kedokteran dan teknologi
antariksa); kelestarian ekositem penunjang kehidupan
– Nilai keindahan/estetika: Wisata, lihat TN Baluran, Bunaken
– Nilai rekreasi/berburu:
hama babi hutan PERBAKIN; memancing ikan
– Nilai ekonomis:
daging, minyak, tanduk, bulu, tulang, sarang, telur;
alat angkut: gajah, unta, kuda, kerbau, sapi
pengendali hama/serangga, tikus
penyerbuk: kelelawar
Merugikan:
babi hutan, banteng, gajah, macan tutul, harimau sumatera,
beruang madu, kera, lutung.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Permasalahan:
Kehidupan satwa liar di dunia ini semakin terdesak oleh kehidupan manusia yang
jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun
Satwa liar banyak diburu baik untuk diperdagangkan secara langsung maupun untuk
dimanfaatkan anggota tubuhnya seperti daging, tanduk, gading, kulit dan bulunya juga
minyak, telur dan sarangnya
Dalam keadaan hidup, banyak yang dimanfaatkan untuk peragaan di kebun binatang
dan taman safari, untuk digunakan sebagai binatang percobaan atau dipelihara sebagai
binatang piaraan
Habitatnya banyak semakin sempit karena diubah untuk memenuhi kebutuhan manusia
Kegiatan industri, penggunaan bahan-bahan kimia dan limbah kegiatan manusia
lainnya telah menimbulkan berbagai pencemaran lingkungan yang berpengaruh
negative terhadap kehidupan satwa liar
Jumlah species satwa liar yang terancam punah (1990an)
Mammalia: 95 species
Aves : 372 species
Reptilia : 28 species
Pisces : 6 species
Insecta : 20 species
Untuk menjamin kelestrian satwa liar dari ancaman kepunahan dan memanfaatkannya
secara optimal diperlukan tindakan pengelolaan.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Sumber Daya Satwa Liar Terrestrial
Mammalia: harimau, jaguar, puma,
macan tutul/kumbang, anjing, beruang,
gajah, unta, banteng, kerbau, rusa, babi
hutan, kera ekor panjang, lutung
Burung
Reptil
Serangga: kumbang, kupu-kupu
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Sumber Daya Satwa Akuatis
Mammalia: ikan paus, lumba-lumba,
ikan duyung
Burung
Reptil: penyu, kura-kura, ular, biawak,
buaya
Ikan
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Pengelompokan Satwa Liar di
Amerika Serikat
Big game
Small Mammal
Waterfowl
Shore and upland birds
Fish
Non-game
Endangered Species
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Pengelompokan Satwa Liar Berdasarkan
Jachtverodening Java en Madura 1940
Binatang liar yang elok: banteng (Bos javanicus), kerbau air
(Bubalus bubalis), jenis-jenis rusa (Cervus spp.), kijang
(Muntiacus muntjak dan burung merak (Pavo muticus)
Binatang liar yang kecil: Jenis-jenis kancil (Tragulus spp.);
kelinci (Lepus nigricolis); tekukur, perkutut, dederuk, katik,
walik, punai, pergam, kedanca dan sebangsanya (Columbidae),
kecuali junai (Caloenas nicobariensis); ayam hutan, puyuh dan
lainnya (Phasianidae) kecuali burung merak; pelung, blekek
kembang, mandar, kareo, tikusan dll.; belibis, meliwis, bebenjut
dll (Anatidae)
Binatang liar yang berpindah-pindah: burung trulek, terik,
trinil, gagajahan, biru laut dsb., mandar, kareo, blekek dan
ayam-ayaman
Binatang liar yang merugikan: babi hutan, celeng, harimau,
macan tutul, macan kumbang (Felidae) dan buaya laut
(Crocodilidae).
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Catatan:
Pemanfaatan/eksploitasi: kurang
memperhatikan aspek kelestarian
Pemanenan: ada unsur pemeliharaan
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai Ekonomis Satwa Liar
– Nilai ekonomis: daging, minyak, tanduk,
bulu, tulang, sarang, telur;
alat angkut: gajah, unta, kuda, kerbau,
sapi
pengendali hama/serangga, tikus
penyerbuk: kelelawar
Merugikan: babi hutan, banteng, gajah,
macan tutul, harimau sumatera,
beruang madu, kera, lutung.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai ekonomi satwa liar dapat
diperoleh melalui cara pengelolaan a.l:
pengembangan rekreasi dan olah raga
berburu
pengembangan atraksi satwa liar
sebagai obyek pemandangan alam
pemanenan
game ranching
game farming
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
NILAI EKONOMI TOTAL
Nilai ekonomi total (NET) dari lingkungan sebagai aset
merupakan jumlah nilai dari nilai manfaat (use value) dan nilai
non manfaat (non use value). Nilai manfaat adalah suatu nilai
yang timbul dari pemanfaatan sebenarnya terhadap suatu
fungsi atau sumber daya yang terdapat dalam suatu ekosistem,
terdiri dari nilai manfaat secara langsung (direct use value),
nilai manfaat secara tidak langsung (indirect use value) dan nilai
pilihan (option value). Nilai non manfaat biasanya terdiri dari
nilai warisan (bequest value) dan nilai eksistensi (existence
value). Nilai warisan adalah kemauan seseorang untuk mebayar
demi pelestarian lingkungan dan sumber daya yang
diperuntukan bagi generasi yang akan datang. Nilai eksistensi
mengacu kepada kesediaan masyarakat membayar biaya untuk
melestarikan suatu ekosistem terumbu karang untuk
kepentingan masyarakat itu sendiri, tanpa mengingat atau
melihat pada nilai-nilai pemanfaatannya (Wawo, 2004).
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
NILAI EKONOMI TOTAL
Nilai
Ekonomi
Total
Nilai
Guna
Nilai
Bukan
Guna
Nilai Guna
Langsung
Nilai
Guna
Tak
Langsung
Nilai
Pilihan
Contoh:
Perikanan
tangkap
Marikultur
Ikan hias
Teripang
Bahan
Bangunan
Bahan obat
Contoh:
Perlindunga
n Pantai
Pemijahan
Ikan
Rantai
Makanan
Penelitian
Contoh:
Biodiversi-tas
Habitat
Nilai
Kebera-daan
Nilai
Warisan
Contoh:
Pelindung
Habitat
Species
Genetik
Biodiversita
s
Contoh:
Habitat
Rekreasi
Species
Gambar 1. Nilai Ekonomi Total ekosistem terumbu karang
(dimodifikasi dari Pearce dan Jeremy, 1993 dikutip Ferialdi, 2007)
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai ekonomi total mangrove dan terumbu karang
Nilai ekonomi total ekosistem mangrove meliputi:
(1). manfaat langsung yang terdiri dari nilai tegakan kayu mangrove
dan hewan liar;
(2). manfaat tidak langsung yang terdiri dari manfaat penyedia
pakan, pelindung pantai dari abrasi dan penahan karbon;
(3). manfaat pilihan dan
(4). manfaat keberadaan.
Nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang meliputi:
(1). manfaat langsung yaitu perikanan;
(2). manfaat tidak langsung yang terdiri dari pelindung pantai dari
abrasi wisata menyelam dan penahan karbon;
(3). manfaat pilihan;
(4). manfaat keberadaan.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai ekonomi total mangrove dan terumbu karang
No. Sumber
Daya Pesisir dan
Pembagian Nilai
Sumber Daya Nilai (Rp) Nilai
(%)
1. Direct Use Value Mangrove
Terumbu Karang
938.975.312,11
680.400.000,11 22
2. Indirect Use Value Mangrove
Terumbu Karang
2.181549.212,86
3.532.041.209,13 7
3. Option Value Mangrove
Terumbu Karang
19.947.255,00
54.533.710,00 1
4. Total Economic
Value
7.407.446.699,10 100
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Potensi keuntungan bersih per tahun per km2 dari terumbu karang
dalam kondisi baik di Asia Tenggara untuk Indonesia dan Filipina
(Burke, Selig and Spalding, 2002).
Penggunaan Sumberdaya (Langsung atau
tidak langsung)
Kisaran Produksi Potensi Keuntungan
Bersih per Tahun
Perikanan Secara Lestari (konsumsi lokal) 10–30 ton $12,000 – $36,000
Perikanan Secara Lestari (ekspor ikan hidup) 0,5–1 ton $2,500 – $5,000
Perlindungan Pantai (mencegah erosi) $5,500 – $110,000
Pariwisata dan Rekreasi 100–1000 individu $700 – $111,000
Nilai Estetika dan Keanekaragaman Hayati 600–2000 individu $2,400 – $8,000
Total (untuk perikanan dan perlindungan pantai) $20,000 – $151,000
Total (untuk potensi pariwisata dan estetika) $23,100 – $270,000
Drs.T.atatng S. Erawan:
Pengelolaan Satwa Liar
Pendahuluan
Pengertian satwa liar : Bailey, 1984. Satwa liar adalah binatang yang
hidup di dalam ekosistem alam
Nilai satwa liar:
Menguntungkan:
– Nilai ilmu pengetahuan:
sebagai genetic resurces; sumber protein hewani setelah
ditangkarkan; binatang percobaan (kedokteran dan teknologi
antariksa); kelestarian ekositem penunjang kehidupan
– Nilai keindahan/estetika: Wisata, lihat TN Baluran, Bunaken
– Nilai rekreasi/berburu:
hama babi hutan PERBAKIN; memancing ikan
– Nilai ekonomis:
daging, minyak, tanduk, bulu, tulang, sarang, telur;
alat angkut: gajah, unta, kuda, kerbau, sapi
pengendali hama/serangga, tikus
penyerbuk: kelelawar
Merugikan:
babi hutan, banteng, gajah, macan tutul, harimau sumatera,
beruang madu, kera, lutung.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Permasalahan:
Kehidupan satwa liar di dunia ini semakin terdesak oleh kehidupan manusia yang
jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun
Satwa liar banyak diburu baik untuk diperdagangkan secara langsung maupun untuk
dimanfaatkan anggota tubuhnya seperti daging, tanduk, gading, kulit dan bulunya juga
minyak, telur dan sarangnya
Dalam keadaan hidup, banyak yang dimanfaatkan untuk peragaan di kebun binatang
dan taman safari, untuk digunakan sebagai binatang percobaan atau dipelihara sebagai
binatang piaraan
Habitatnya banyak semakin sempit karena diubah untuk memenuhi kebutuhan manusia
Kegiatan industri, penggunaan bahan-bahan kimia dan limbah kegiatan manusia
lainnya telah menimbulkan berbagai pencemaran lingkungan yang berpengaruh
negative terhadap kehidupan satwa liar
Jumlah species satwa liar yang terancam punah (1990an)
Mammalia: 95 species
Aves : 372 species
Reptilia : 28 species
Pisces : 6 species
Insecta : 20 species
Untuk menjamin kelestrian satwa liar dari ancaman kepunahan dan memanfaatkannya
secara optimal diperlukan tindakan pengelolaan.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Sumber Daya Satwa Liar Terrestrial
Mammalia: harimau, jaguar, puma,
macan tutul/kumbang, anjing, beruang,
gajah, unta, banteng, kerbau, rusa, babi
hutan, kera ekor panjang, lutung
Burung
Reptil
Serangga: kumbang, kupu-kupu
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Sumber Daya Satwa Akuatis
Mammalia: ikan paus, lumba-lumba,
ikan duyung
Burung
Reptil: penyu, kura-kura, ular, biawak,
buaya
Ikan
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Pengelompokan Satwa Liar di
Amerika Serikat
Big game
Small Mammal
Waterfowl
Shore and upland birds
Fish
Non-game
Endangered Species
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Pengelompokan Satwa Liar Berdasarkan
Jachtverodening Java en Madura 1940
Binatang liar yang elok: banteng (Bos javanicus), kerbau air
(Bubalus bubalis), jenis-jenis rusa (Cervus spp.), kijang
(Muntiacus muntjak dan burung merak (Pavo muticus)
Binatang liar yang kecil: Jenis-jenis kancil (Tragulus spp.);
kelinci (Lepus nigricolis); tekukur, perkutut, dederuk, katik,
walik, punai, pergam, kedanca dan sebangsanya (Columbidae),
kecuali junai (Caloenas nicobariensis); ayam hutan, puyuh dan
lainnya (Phasianidae) kecuali burung merak; pelung, blekek
kembang, mandar, kareo, tikusan dll.; belibis, meliwis, bebenjut
dll (Anatidae)
Binatang liar yang berpindah-pindah: burung trulek, terik,
trinil, gagajahan, biru laut dsb., mandar, kareo, blekek dan
ayam-ayaman
Binatang liar yang merugikan: babi hutan, celeng, harimau,
macan tutul, macan kumbang (Felidae) dan buaya laut
(Crocodilidae).
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Catatan:
Pemanfaatan/eksploitasi: kurang
memperhatikan aspek kelestarian
Pemanenan: ada unsur pemeliharaan
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai Ekonomis Satwa Liar
– Nilai ekonomis: daging, minyak, tanduk,
bulu, tulang, sarang, telur;
alat angkut: gajah, unta, kuda, kerbau,
sapi
pengendali hama/serangga, tikus
penyerbuk: kelelawar
Merugikan: babi hutan, banteng, gajah,
macan tutul, harimau sumatera,
beruang madu, kera, lutung.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai ekonomi satwa liar dapat
diperoleh melalui cara pengelolaan a.l:
pengembangan rekreasi dan olah raga
berburu
pengembangan atraksi satwa liar
sebagai obyek pemandangan alam
pemanenan
game ranching
game farming
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
NILAI EKONOMI TOTAL
Nilai ekonomi total (NET) dari lingkungan sebagai aset
merupakan jumlah nilai dari nilai manfaat (use value) dan nilai
non manfaat (non use value). Nilai manfaat adalah suatu nilai
yang timbul dari pemanfaatan sebenarnya terhadap suatu
fungsi atau sumber daya yang terdapat dalam suatu ekosistem,
terdiri dari nilai manfaat secara langsung (direct use value),
nilai manfaat secara tidak langsung (indirect use value) dan nilai
pilihan (option value). Nilai non manfaat biasanya terdiri dari
nilai warisan (bequest value) dan nilai eksistensi (existence
value). Nilai warisan adalah kemauan seseorang untuk mebayar
demi pelestarian lingkungan dan sumber daya yang
diperuntukan bagi generasi yang akan datang. Nilai eksistensi
mengacu kepada kesediaan masyarakat membayar biaya untuk
melestarikan suatu ekosistem terumbu karang untuk
kepentingan masyarakat itu sendiri, tanpa mengingat atau
melihat pada nilai-nilai pemanfaatannya (Wawo, 2004).
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
NILAI EKONOMI TOTAL
Nilai
Ekonomi
Total
Nilai
Guna
Nilai
Bukan
Guna
Nilai Guna
Langsung
Nilai
Guna
Tak
Langsung
Nilai
Pilihan
Contoh:
Perikanan
tangkap
Marikultur
Ikan hias
Teripang
Bahan
Bangunan
Bahan obat
Contoh:
Perlindunga
n Pantai
Pemijahan
Ikan
Rantai
Makanan
Penelitian
Contoh:
Biodiversi-tas
Habitat
Nilai
Kebera-daan
Nilai
Warisan
Contoh:
Pelindung
Habitat
Species
Genetik
Biodiversita
s
Contoh:
Habitat
Rekreasi
Species
Gambar 1. Nilai Ekonomi Total ekosistem terumbu karang
(dimodifikasi dari Pearce dan Jeremy, 1993 dikutip Ferialdi, 2007)
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai ekonomi total mangrove dan terumbu karang
Nilai ekonomi total ekosistem mangrove meliputi:
(1). manfaat langsung yang terdiri dari nilai tegakan kayu mangrove
dan hewan liar;
(2). manfaat tidak langsung yang terdiri dari manfaat penyedia
pakan, pelindung pantai dari abrasi dan penahan karbon;
(3). manfaat pilihan dan
(4). manfaat keberadaan.
Nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang meliputi:
(1). manfaat langsung yaitu perikanan;
(2). manfaat tidak langsung yang terdiri dari pelindung pantai dari
abrasi wisata menyelam dan penahan karbon;
(3). manfaat pilihan;
(4). manfaat keberadaan.
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Nilai ekonomi total mangrove dan terumbu karang
No. Sumber
Daya Pesisir dan
Pembagian Nilai
Sumber Daya Nilai (Rp) Nilai
(%)
1. Direct Use Value Mangrove
Terumbu Karang
938.975.312,11
680.400.000,11 22
2. Indirect Use Value Mangrove
Terumbu Karang
2.181549.212,86
3.532.041.209,13 7
3. Option Value Mangrove
Terumbu Karang
19.947.255,00
54.533.710,00 1
4. Total Economic
Value
7.407.446.699,10 100
22/03/2011 T.S. Erawan: Pengelolaan Satwa Liar
Potensi keuntungan bersih per tahun per km2 dari terumbu karang
dalam kondisi baik di Asia Tenggara untuk Indonesia dan Filipina
(Burke, Selig and Spalding, 2002).
Penggunaan Sumberdaya (Langsung atau
tidak langsung)
Kisaran Produksi Potensi Keuntungan
Bersih per Tahun
Perikanan Secara Lestari (konsumsi lokal) 10–30 ton $12,000 – $36,000
Perikanan Secara Lestari (ekspor ikan hidup) 0,5–1 ton $2,500 – $5,000
Perlindungan Pantai (mencegah erosi) $5,500 – $110,000
Pariwisata dan Rekreasi 100–1000 individu $700 – $111,000
Nilai Estetika dan Keanekaragaman Hayati 600–2000 individu $2,400 – $8,000
Total (untuk perikanan dan perlindungan pantai) $20,000 – $151,000
Total (untuk potensi pariwisata dan estetika) $23,100 – $270,000
0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment