LAPORAN KULIAH LAPANGAN DAGO HARVEST
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Botani Ekonomi
Disusun oleh :
Puput Febrianto
140410100103
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
Sumedang
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Pertanian
organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang
menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk
pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida.Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik
dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi
petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini
pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
Sistem
pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterap kan di beberapa negara
seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat (Koshino, 1993).
Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami kemajuan
yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan
buah segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic farming
system) mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang
menggunakan pertanian anorganik (Park 1993 dalam Prihandarini, 1997).
Selama
ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (jerami, tebon, dan sisa hasil
panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar
(agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem
pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus
dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian
kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat
terwujud.
I.2.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari
studi literatur yang telah dilakukan
diperoleh beberapa hal yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Pengertian, manfaat, dan kelebihan dari tanaman organik
2. Bagaimana cara pembubidayaan tanaman organik
3.Permasalahan serta solusi yang ada
pada tanaman organik
I.3
TUJUAN
Tujuan
dari kunjungan lapangan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui lebih jauh
mengenai budidaya tanaman organik serta
mengamati proses penanaman tanaman organik
yang selanjutnya diharapkan mahasiswa dapat melakukan pembudidayaan tanaman
organik dalam skala yang lebih kecil nantinya.
I.4
WAKTU DAN LOKASI
Kunjungan
lapangan ke tempat budidaya tanaman organik ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8
Desember 2012, bertempat di Perkebunan
Dago Harvest, Jalan Dago Pakar TimurX Bandung.
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tanaman Organik
Sayuran
organik adalah berbagai macam sayur yang
dihasilkan dari teknik pertanian organic. Konsep penting dari sayuran organic
ini adalah teknik pengolahan dan pembudidayaannya harus murni tanpa
menggunakan bahan-bahan
kimia.(anneahira,2012)
Menurut
Pracaya (2007) pengertian sayuran umumnya, segala jenis sayuran dapat
dikembangkan deangan teknik pertanian organic.Namun, yang perlu diperhatikan
adalah beberapa jenis tanaman sangat peka terhadp Hamadan gangguan
penyakit.Oleh kareana itu, diperlukan teknik-tekni khusus dalam pembudidayaanya.umumnya
teknik pertanian organic diarahkan untuk komoditas pertanian bernilai ekonomis.
Menurut
definisi yang ada (USDA Consumer Brochure), produk pertanian organik adalah
produk yang dihasilkan dengan mengutamakan penggunaan sumber-sumber terbarukan
(renewable resources ) serta terdapat konservasi lahan dan air untuk
meningkatkan kualitas lingkungan bagi generasi mendatang. Definisi lain menurut
organic-nature-news.com, produk organik adalah produk yang dihasilkan tanpa
memakai pestisida, pupuk kimia, hormon, antibiotik maupun bahan2 kimia tambahan
lainnya dan diharapkan setidaknya 95% menggunakan bahan-bahan organik.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa produk pertanian organik adalah suatu sistim pengolahan
pertanian yang mendukung penghijauan dengan memperhatikan ekologikal produksi,
biodiversitas, siklus biologikal dan aktivitas biologikal tanah sehingga tidak
merusak tanah pertanian (Sumansutra,2012).
Sistem Pertanian Organik
Pertanian
organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami
tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.Beberapa tanaman Indonesia yang
berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura
sayuran dan buah.
Pengolahan
pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan
perlindungan.Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik
adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena
semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.Pertanian
organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan.
Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun
dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang
baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab
melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada
masa depan
Sistem
Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan
kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu
menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan
2002).
Sistem pertanian organik didefinisikan kegiatan
usahan tani secara menyerluruh sejak proses (prapanen) sampai proses pengolahan
hasil (pasca panen) yang bersifat ramah lingkungan dan dikelola secara alami
(tanpa penggunaan bahan kimia dan rekayasa genetika), sehingga menghasilkan
produk yang sehat dan bergzi (SNI No. 01-6729,2002). Kelebihan dari sayuran
organik kandungan mineral tinggi,rasa lebih renyah, lebih manis, tahan disimpan
dan residu kimia (pestisida dan pupuk kimia)nyang dapat menyebabkan penyakit
berbahaya seperti kanker, sedangkan kelemahannya kemungkinannya penampilan
produknya kurang menarik (berlubang) apabila dimakan ulat.
2.2Teknik Budidaya Organik
Teknik
Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada
permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang
dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait
dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang
unggul.Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus
secara profesional. Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa
yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan
kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha agribisnis harus
dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjut, agar produk yang telah
dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur pedagang perantara bahkan konsumen
dan bukan sebaliknya.
Teknik
budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk dataran
tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian organik,
diantaranya : Kubis (Brassica oleraceae var. capitata L.), Brokoli (Brassica
oleraceae var. italica Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys.),
Andewi (Chicorium endive), Lettuce (Lactuca sativa), Kentang (Solanum tuberosum
L.), Wortel. (Daucus carota).
Sayuran
ini, mengandung vitamin dan serat yang cukup tinggi disamping juga mengandung
antioksidan yang dipercaya dapat menghambat sel kanker. Semua jenis tanaman ini
ditanam secara terus menerus setiap minggu, namun ada juga beberapa jenis
tanaman seperti kacang merah (Vigna sp.), kacang babi (Ficia faba), Sawi
(Brassica sp) yang ditanam pada saat tertentu saja sekaligus dimanfaatkan
sebagai pupuk hijau dan pengalih hama. Ada juga tanaman lain yang ditanam untuk
tanaman reppelent (penolak) karena aromanya misalnya Adas (sanur,2009)
2.3Kelemahan dalam Sistem Pertanian
Organik
Beberapa
hal yang menjadi kelemahan dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu :
a. Ketersediaan
bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak
b. Transportasi
mahal karena bahan bersifat ruah
c. Menghadapi
persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah
organik
d. Hasil
pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik
yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik.
e. Pengendalian
jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika dibandingkan dengan
penggunaan pestisida kimia.
f. Terbatasnya
informasi tentang pertanian organik (Master, 2000).
2.4 Kelebihan dalam Sistem
PertanianOrganik
a. Meningkatan
aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman. Mikroorganisme seperti
rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan perakaran tanaman sangat
membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara. Juga banyak
organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman.
Misalnya pertumbuhan cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan
dan dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.
b. Meningkatkan
cita rasa dan kandungan gizi. Cita rasa hasil tanaman organikmenjadi lebih
menarik, misalnya padi organik akan menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian
terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu
pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium terhadap
beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi daripada
beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik bisa
bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras
organik. Kalau biasanya nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari
beras organik bisa bertahan 24 jam.
c. Meningkatkan
ketahanan dari serangan organisme pengganggu. Karena dengan penggunaan pupuk
organik yang cukup maka unsur – unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua
sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme
pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.
d. Memperpanjang
unsur simpan dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil pertanian tidak cepat
rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap
dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk
organik , secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara
secara lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama termasuk sel – sel yang
menyusun buah sempurna.
e. Membantu
mengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan
tanah leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah menjadi
lebih kompak dengan adanya penambahan bahan – bahan organik dan lebih tahan
menyimpan air dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada
tanah yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa tanah
(Master, 2000).
Kelebihan
tanaman organik adalah lebih sehat, meskipun tampilan tanaman organik ‘kurang
sedap’ (misalnya daun sayuran akan bolong-bolong karena banyak digigiti oleh
ulat, serta buah-buahan yang tampilannya mungkin tidak akan terlihat segar)
namun sesungguhnya kandungan gizi dari tanaman organik sangat tinggi
(Anne,2012).
Tanaman anorganik
terlihat segar, cerah, merona, namun sesungguhnya buah atau sayuran yang akan
anda makan tersebut mengandung banyak racun yang berbahaya. Kebanyakan orang
tidak menyadarinya, karena memang efeknya tidak akan langsung muncul seketika,
namun efek jangka panjang akan hadir beberapa tahun kemudian (Anne,2012)
2.6
Cara Bercocok Tanam Sayuran Organik
Sayuran
ditanam pada bedengan ukuran 1x10 m dan tinggi 20-30 cm, atau disesuaikan
dengan ketersediaan lahan dan jenis sayuran yang akan ditanam. Sekeliling
bedengan ditanami rumput untuk mengurangi erosi dan aliran permukaan sehingga
kehilangan pupuk melalui aliran permukaan berkurang. Pengaturan dan pemilihan
jenis tanaman sesuai dengan musim tanam sangt dianjurkan untuk mengurangi
resiko kegagalan panen karena serangan hama dan penyakit. Pemilihan tanaman
legum yang sesuai untuk sistem tumpang sari atau multikultur serta mengatur
rotasi tanaman sayuran dengan tanaman legum dalam setiap musim tanam dapat
meningkatkan kadar nitrogen tanah dan mencegah penyakit tanaman. Memberikan
pupuk organik yang bervariasi seperti kombinasi pupuk kandang dan pupuk hijau sangat
dianjurkan sehingga semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia.
2.7 Permasalahan
seputar pertanian organik
1.Penyediaan
pupuk organik
Permasalahan pertanian organik di
Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri.Pertanian
organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama.Dalam sistem
pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk
organik.Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat
kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik,
seperti Urea, TSP dan KCl.
2.Teknologi
pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk
organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik
itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman
dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu
diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman
seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya
sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu
teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada
pembudidayaan pertanian organik di musim hujan.
3.Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri
sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen
dan produsen.Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia
masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha
yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah
sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu
negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama
terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik
tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar
cukup luas.Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai
produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik
dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar
melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi dalam hal ini.
BAB
III
PEMBAHASAN
Tanaman organic merupakan hasil produksi
dari sistem pertanian organic, dimana intinya adalah penanaman tanpa
menggunakan bahn-bahan kimia, membiarkan tanaman tadi tumbuh secara alami ,
adapun yang dapat direkayasa adalah pengondisian media tumbuhnya, misalnya
pengkayaan humus pada tanah namun itu pun tetap tanpa penggunaan bahan kimia,
penggunaan pupuk kimia diganti dengan pupuk kompos misanya, penggunaan
pestisida diganti dengan pestisida alami misalnya ataupun deangan menerapkan
sistem atau pola tanaman berseling untuk memutus rantai hama.
Sistem pertanian organic merupakan salah
satu solusi dari permasalahan kesehatan dunia, selain lebih sehat kandungan
gizi yang lebih banyak kualitas rasanya pun tidak diragukan, oleh karenaya
sistem pertanian organic ini lebih banyak dilakukan pada tumbuhan komoditas
dagang seperti sayuran dan buah-buahan.
Penanaman tanaman organic dapat dikategorikan lebih sulit karena membutuhkan
pengawasan dan ketelitian teruta terhadap serangan hama, ada pun beberapa
langkah-langkah yang untukt melakukan penanaman antara lain :
v Pra-Semai atau Seed Starting
Ada beberapa cara
Pra-Semai, salah satunya antara lain :
Biji
direndam air (hangat) selama 1/2 - 1 jam. Biji yang waktu berkecambahnya lama,
misalnya Coriander atau Parsley atau Horenzo boleh direndam semalaman.Setelah
itu dilanjutkan ke Tahap berikutnya, yaitu disemai atau ditanam.Maksud
perendamam untuk melembabkan kulit benih sehingga pori2 kulit
membesar.Akibatnya terjadi penetrasi air ke dalam biji.Hal ini mentriger biji
untuk menghasilkan zat pengatur tumbuh (auxin) yang kemudian mentriger lembaga
benih (titik tumbuh) memulai pertumbuhan. Pada tahap ini kita belum dapat
membedakan benih yang mempunyai daya kecambah tinggi dan rendah, sehingga jika
langsung disemai/ditanam, kemungkinan tidak semua benih akan tumbuh (Catatan :
air rendaman boleh diberi zat pengatur tumbuh atau pupuk cair organik atau
sedikit garam untuk membantu proses pertumbuhan)
Untuk
memastikan benih yang disemai/tanam mempunyai daya kecambah tinggi, setelah
benih direndam, disimpan di wadah dengan alas lembab seperti tissue yang
dilembabkan.Tutup wadah agar tidak terjadi penguapan.Simpan di tempat
sejuk.Setelah beberapa hari benih mulai berkecambah.Pada tahap ini kita dapat
memilih hanya benih yang sudah berkecambah saja yang disemai atau ditanam,
sehingga probailitas tumbuh jauh lebih tinggi.
v Menyemai
Jika kita melakukan
Pra-Semai, maka probabilitas benih tumbuh akan lebih besar. Namun dapat juga
langsung menyemai tanpa melalui Pra-Semai. Berikut proses menyemai :
• Siapkan wadah semai
seperti tray-semai atau wadah lain (sebaiknya tidak terlalu tinggi, 5-10cm
cukup agar tidak perlu media terlalu banyak dan bagian bawah berlubang (bisa
dibuat lubang sendiri)
• Isi dengan media.
Sebaiknya campuran media halus (tanah disaring, pasir halus, sekam halus
ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu campuran media
agar lembab
• Masukkan benih di
tiap lubang tray-semai, cukup 1/2 cm dari permukaan media, tutup lagi dengan
media. Jika menyemai di wadah lain, misal baki berlubang, beri jarak antar
benih, 1-5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah tumbuh tanpa terlalu
mengganggu perakaran.
• Semprot dengan
sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus atau plastik
warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan sehingga media
tetap lembab. Simpan di tempat sejuk
• Setelah beberapa hari
(biasanya paling cepat 2 hari), benih mulai tumbuh. Buka penutup, usahakan
mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu panjang.Siram dengan
sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.
Jika sudah tumbuh,
tahap selanjutnya, bibit boleh dipindahkan setelah keluar dua daun asli,
sehingga keseluruhan ada 4 daun, yaitu 2 daun dari biji dan 2 daun asli sesuai
dengan tanaman tersebut pada waktu dewasa. Bibit dapat dipindahkan untuk Disapih, atau Langsung ditanam
v Menyapih
Bibit hasil semaian
yang ditanam langsung di tanah atau pot/polibag, kondisinya masih agak lemah
sehingga daya adaptasi di lingkungan yang baru lebih lambat.Hal ini dapat
mnyebabkan stres pada tanaman sehingga mudah terserang penyakit. Disamping itu
jika tanaman dimakan hama (misal siput), biasanya yang dimakan batangnya
(karena masih lunak, "lezat"), sehingga begitu batangnya dimakan,
maka tanaman akan mati.
Menyapih dimaksudkan
agar tanaman sudah cukup besar dan kuat sebelum ditanam di tanah/pot sehingga
daya adaptasi menjadi lebih baik. Begitu juga jika hama (siput) datang,
biasanya yang dimakan daun, sehingga tanaman tetap hidup.
Cara menyapih :
1.Ambil polibag kecil
atau wadah kecil (gelas air mineral, potongan botol air mineral, potongan kotak
susu dsb yang diberi lubang bawahnya)
2.Isi dengan media
tanah yang sudah dilembabkan atau campurannya, jangan lupa pupuk organik
minimal 1/4 bagian
3.Pindahkan bibit semaian
ke wadah sapihan. Rawat teratur hingga tanaman cukup besar (jika menggunakan
gelas air mineral, akarnya mulai kelihatan di sekeliling gelas)
4.Siap ditanam di
tanah/pot
Jika kita tidak ingin menyapih,
jalan tengahnya dengan memindahkan tanaman setelah cukup besar (daun asli sudah
lebih dari 4).Jika demikian, lubang semai (jika di tray semai) harus cukup
besar untuk menampung perakaran atau jarak semaian harus cukup agar perakaran
dapat berkembang dengan baik.
v Menanam
Menanam dapat dilakukan
dari hasil sapihan, atau hasil semaian atau hasil pra-semai atau bahkan
langsung dari benih.Keuntungan dan kerugian sudah dijelaskan di atas.
• Jika menggunakan
pot/polibag, gunakan pot/polibag dengan ukuran memadai pada saat tanaman
dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya gunakan ukuran diameter
50-60cm. Parsley cukup 30cm dsb.
• Gunakan campuran
tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media cukup baik, yaitu
dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan air tergenang. Jangan
lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian
• Jika menanam di
tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal cabai/tomat/brokoli
jarak sekitar 60cm, Caisim/Pakcoy/Horenzo dll cukup 15-20cm. Tujuannya agar
ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak bersaing mencari
makanan
• Tinggal lakukan
perawatan (siram, pruning, pupuk dsb) dan panen
Penanganan Khusus
• Menanam bayam
dilakukan langsung di tanah. Karena biji bayam sangat kecil, untuk memudahkan
menebar, campur 1 bagian biji bayam dengan 10 bagian pasir halus, aduk rata,
baru ditabur. Dengan demikian, sebarannya akan lebih merata
• Jangan lakukan
perendaman (Pra-Semai) pada kacang Edamame karena kulitnya mudah terkelupas
jika kena air
• Menanam umbi2an
seperti wortel atau lobak sebaiknya langsung di tanah (langsung tahap 4) supaya
bentuk umbinya bagus
• Jika menanam langsung
di tanah (langsung tahap 4), sebaiknya satu lubang diisi 2-4 biji sehingga
probabilitas tumbuh tiap lubang sangat besar. Nantinya hanya dipertahankan satu
tanaman yang paling bagus/sehat.
BAB
IV
KESIMPULAN
1. Tanaman
organic adalah tanaman hasil produksi dari sistem pertanian organic, dimana
sistem pertanian ini sama sekali tidak menggunakan bahan kimia buatan, sehingga
tanaman produksi yang dihasilkan sangat baik untuk dikonsumsi
2. Bercocok
tanam deangan menggunakan sistem pertanian organic ini memerlukan pengawasan
yang intensive dalam menjaga kualitas tanamannya, karena sangat bergantung pada
faktor lingkungan misalnya media tanam,hama yang ada dan nutrisi tumbuh.
3. .permasalahan
yang paling disoroti adalah hama, namun dapat ditanggulangi dengan penggunaan
biopestisida atau pun deangan pola tanam bersilang yang dapat memutus rantai
hama.
DAFTAR
PUSTAKA
Deptan,2002, Sistem Pertanian Organikhttp://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-sayuran-organik-menuju-hidup-sehat-1851
Sanur,2009,Teknik Budidaya Organik. http://hirupbagja.blogspot.com/2009/08/budidaya-sayuran-organik.html
LAMPIRAN
Proses
pembenihan kebun
siomak
siomak
yang akan dipindahkan ke polybag perkebunan
dago harvest
0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment