BAB I. PENDAHULUAN
Pengindraan,
Rangsangan dan Kesan
Pengujian
organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.
Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra
akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang
berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation)
jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau
menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan.
Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau
reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dan
sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena hasil
penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan
pengukuran.
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain
adalah pengukuran atau penilaian suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut
penilaian atau pengukuran instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran
obyektif hasilnya sangat ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang
diukur. Demikian pula karena pengukuran atau penilaian dilakukan dengan
memberikan rangsangan atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indra),
maka pengukuran ini disebut juga pengukuran atau penilaian subyketif atau
penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Yang diukur atau dinilai sebenarnya
adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa kesadaran seseorang setelah
diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian
sensorik.
Rangsangan yang dapat diindra dapat
bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar,
warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima
rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu
dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf
penerimaan. Mekanisme pengindraan secara
singkat adalah :
1.
Penerimaan
rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra
2. Terjadi reaksi dalam sel-sel peka
membentuk energi kimia
3.
Perubahan
energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf
4.
Penghantaran
energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak atau
sumsum belakang.
5.
Terjadi
interpretasi psikologis dalam syaraf pusat
6.
Hasilnya
berupa kesadaran atau kesan psikologis.
Bagian organ tubuh yang berperan dalam
pengindraan adalah mata, telinga, indra pencicip, indra pembau dan indra
perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indra memberikan kesan atau tanggapan
dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas
daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik. Jenis kesan adalah kesan spesifik
yang dikenali misalnya rasa manis, asin.. Intensitas kesan adalah kondisi yang
menggambarkan kuat lemahnya suatu rangsangan, misalnya kesan mencicip larutan
gula 15 % dengan larutan gula 35 % memiliki intensitas kesan yang berbeda. Luas
daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indra yang menerima
rangsangan. Misalnya kesan yang ditimbulkan dari mencicip dua tetes larutan
gula memberikan luas daerah kesan yang sangat berbeda dengan kesan yang
dihasilkan karena berkumur larutan gula yang sama. Lama kesan atau kesan
sesudah “after taste”
adalah
bagaimana suatu zat rangsang menimbulkan kesan yang mudah atau tidak mudah
hilang setelah mengindraan dilakukan. Rasa manis memiliki kesan sesudah lebih
rendah / lemah dibandingkan dengan rasa pahit. Rangsangan penyebab timbulnya
kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan, yang disebut ambang
rangsangan (threshold). Dikenal beberapa ambang rangsangan, yaitu ambang
mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (Recognition
threshold), ambang pembedaan (difference threshold) dan ambang batas
(terminal threshold). Ambang mutlak adalah jumlah benda rangsang
terkecil yang sudah mulai menimbulkan kesan. Ambang pengenalan sudah mulai
dikenali jenis kesannya, ambang pembedaan perbedaan terkecil yang sudah
dikenali dan ambang batas adalah tingkat rangsangan terbesar yang masih dapat
dibedakan intensitas.
Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan
berdasarkan kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang
diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi ( detection ),
mengenali (recognition), membedakan ( discrimination ),
membandingkan ( scalling ) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka
( hedonik ). Perbedaan kemampuan tersebut tidak begitu jelas pada
panelis. Sangat sulit untuk dinyatakan bahwa satu kemampuan sensori lebih
penting dan lebih sulit untuk dipelajari. Karena untuk setiap jenis sensori
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, dari yang paling mudah hingga
sulit atau dari yang paling sederhana sampai yang komplek (rumit).
BAB II. PERSIAPAN UJI ORGANOLEPTIK
A. Panelis
Untuk melaksanakan
penilaian organoleptik diperlukan panel. Dalam penilaian suatu mutu atau
analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel bertindak sebagai instrumen
atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang bertugas menilai
sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi
anggota panel disebut panelis.
Dalam penilaian
organoleptik dikenal tujuh macam panel, yaitu panel perseorangan, panel
terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel konsumen dan panel
anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam
melakukan penilaianorganoleptik.
- Panel Perseorangan
Penel perseorangan
adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang
diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel
perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan bahan yang akan
dinilai dan menguasai metode-metode analisis organoleptik dengan sangat baik.
Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat
dihindari, penilaian efisien dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya
digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali
penyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada seorang.
- Panel Terbatas
Panel terbatas
terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi sehingga bias lebih di
hindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor dalam penilaian
organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan baku terhadap
hasil akhir. Keputusan diambil berdiskusi diantara anggota-anggotanya.
- Panel Terlatih
Panel terlatih
terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi
terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat
menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau spesifik. Keputusan
diambil setelah data dianalisis secara bersama.
- Panel Agak Terlatih
Panel agak
terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk mengetahui
sifat-sifat tertentu.. panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas
dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat menyimpang
boleh tidak digunakan dalam keputusannya
- Panel Tidak Terlatih
Panel tidak
terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan jenis
suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya
diperbolehkan menilai alat organoleptik yang sederhana seperti sifat kesukaan,
tetapi tidak boleh digunakan dalam . untuk itu panel tidak terlatih biasanya
dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.
- Panel Konsumen
Panel konsumen
terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target pemasaran
komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat ditentukan
berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.
- Panel Anak-anak
Panel yang khas
adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun. Biasanya anak-anak
digunakan sebagai panelis dalam penilaian produk-produk pangan yang disukai
anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.
Cara penggunaan
panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan atau dengan
bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya terhadap produk
yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy yang sedang sedih,
biasa atau tertawa.
Keahlian seorang
panelis biasanya diperoleh melalui pengalaman dan latihan yang lama. Dengan
keahlian yang diperoleh itu merupakan bawaan sejak lahir, tetapi untuk
mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan terus-menerus.
B. Seleksi Panelis
Untuk mendapatkan
panelis yang diinginkan, khususnya jenis panel terlatih perlu dilakukan
tahap-tahap seleksi. Syarat umum untuk menjadi panelis adalah mempunyai
perhatian dan minat terhadap pekerjaan ini, selain itu panelis harus dapat
menyadiakan waktu khusus untuk penilaian serta mempunyai kepekaan yang
dibutuhkan.
Pemilihan anggota
panel perlu dilakukan untuk suatu grup panelis yang baru atau unutk
mempertahankan anggota dalam grup tersebut.
Tahap-tahap seleksi
adalah sebagai berikut :
- Wawancara
Wawancara dapat
dilaksanakan dengan tanya jawab atau kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui
latar belakang calon termasuk kondisi kesehatannya.
- Tahap Penyaringan
Tahap ini perlu
dilakukan untuk mengetahui keseriusan, keterbukaan, kejujuran, dan rasa percaya
diri. Selain itu dapat dinilai pula tingkat kesantaian, kepekaan umum dan
khusus serta pengetahuan umum calon panelis.
- Tahap Pemilihan
Pada tahap ini
dilakukan beberapa uji sensorik untuk mengetahui kemampuan seseorang. Dengan
uji-uji ini diharapkan dapat terjaring informasi mengenai kepekaan dan
pengetahuan mengenai komoditi bahan yang diujikan. Metoda yang digunakan dalam
pemilihan panelis ini dapat berdasarkan intuisi dan rasional, namun umumnya
dilakukan uji keterandalan panelis melalui analisis sekuensial dengan uji
pesangan, duo-trio dan uji segitiga atau dengan uji rangsanganyang akan
diterangkan lebih lanjut
- Tahap Latihan
Latihan bertujuan
untuk pengenalan lebih lanjut sifat-sifat sensorik suatu komoditi dan
meningkatkan kepekaan serta konsistensi penilaian. Sebelum tahap latihan
dimulai, panelis perlu diberikan instruksi yang jelas mengenai uji yang akan
dilakukan dan larangan yang disyaratkan seperti larangan untuk merokok, minum
minuman keras, menggunakan parfum dan lainnya. Lama dari intensitas latihan
sangat tergantung pada jenis analisis dan jenis komoditi yang diuji.
- Uji Kemampuan
Setelah mendapat
latihan yang cukup baik, panelis diuji kemampuannya terhadap baku atau standar
tertentu dan dilakukan berulang-berulang sehingga kepekaan dan konsistensinya
bertambah baik. Setelah melewati kelima tahap tersebut di atas maka panelis
siap menjadi anggota panelis terlatih.
C. Laboratorium Pengujian
Untuk melakukan
uji organoleptik dibutuhkan beberapa ruang yang terdiri dari
bagian persiapan (dapur), ruang pencicip dan ruang tunggu atau ruang diskusi
(gambar 1.1). Bagian dapur harus selalu bersih dan mempunyai sarana yang lengkap
untuk uji organoleptik serta dilengkapi dengan ventilasi yang cukup.
Ruang pencicip mempunyai
persyaratan yang lebih banyak, yaitu ruangan yang terisolasi dan kedap suara
sehingga dapat dihindarkn komunikasi antar panelis, suhu ruang yang cukup sejuk
(20-25oC) dengan kelembaban 65-70% dan mempunyai sumber cahaya yang
baik dan netral, karena cahaya dapat mempengaruhi warna komoditi yang diuji.
Ruang isolasi
dapat dibuat dengan penyekat oermanen atau penyekat sementara. Fasilitas
pengujian ini sebaiknya dilengkapi dengan washtafel (gambar 1.2). sedangkan
ruang tunggu harus cukup nyaman agar anggota panel cukup sabar untuk menunggu
gilirannya. Apabila akan dilakukan uji organoleptik maka panelis harus mendapat
penjelasan umum atau khusus yang dilakukan secara lisan atau tertulis dan
memperoleh format pernyataan yang berisi instruksi dan respon yang harus
diisinya. Selanjutnya panelis dipersilakan menempati ruang pencicip untuk
kemudian disajikan contoh yang akan diuji.
Gambar 1.1 . Denah laboratorium organoleptik
D. Persiapan Contoh
Dalam evaluasi
sensori, cara penyediaan contoh sangat perlu mendapat perhatian. Contoh dalam
uji harus disajikan sedemikian rupa sehingga seragam dalam penampilannya. Bila
tidak demikian, panelis akan mudah dipengaruhi penampilan contoh tersebut
meskipun itu tidak termasuk kriteria yang akan diuji.
Penyajian contoh
harus memperhatikan estetika dan beberapa hal lainnya seperti berikut:
1. Suhu
Contoh harus
disajikan pada suhu yang seragam, suhu dimana contoh tersbuut biasa dikonsumsi.
Misalkan dalam penyajian contoh sup, maka contoh tersebut harus disajikan dalam
keadaan hangat (40-50oC). Penyajian conto dengan suhu yang ekstrim,
yaitu kondisi dimana suhu contoh terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menyebabkan kepekaan pencicipan berkurang. Selain itu suhu yang terlalu tinggi
atau rendah akan mempengaruhi terhadap pengukuran aroma dan flavor.
2. Ukuran
Contoh untuk uji
organoleptik juga harus disajikan dengan ukuran seragam. Untuk contoh padatan
dapat disajikan dalam bentuk kubus, segiempat atau menurut bentuk asli contoh. Selain itu
contoh harus disajikan dalam ukuran yang biasa dikonsumsi, misalnya penyajian
5-15 gram contoh untuk sekali cicip. Contoh keju cukup disajikan dalam bentuk
kubus seberat kurang lebih 1 gram.
Untuk contoh air
dapat disajikan contoh berukuran 5-15 ml dan tergantung pada jenis contohnya.
Apabila akan diambil contoh dari kemasan tertentu, misalkan produk minuman
kaleng, perlu dilakukan pencampuran dan pengadukan contoh dari beberapa kaleng
3. Kode
Penamaan contoh
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak dapat menebak isi contoh
tersebut berdasarkan penamaannya. Untuk pemberian nama biasanya
digunakan 3 angkacrab atau 3 huruf secara acak. Pemberian nama secara berurutan
biasanya menimbulkan bias, karena panelis terbawa untuk meberikan penilaian
terbaik untuk contoh yang bernama/berkode awal ( misal 1 dan A) dan memberikan
nilai terendah untuk contoh yang berkode akhir (misal 3 atau C) pada suatu
pemberian nama/kode sampai 1,2,3 atau A,B,C
4.
Jumlah
contoh
Pemberian contoh dalam setiap pengujian
sangat tergantung pada jenis uji yang dilakukan. dalam uji pembedaan akan
disajikan jumlah contoh yang lebih sedikit dari uji penerimaan. selain itu
kesulitan factor yang akan diuji juga mempengaruhi jumlah contoh yang akan
disajikan.
Sebagai contoh, bila akan diuji contoh
dengan sifat tertentu sepaerti es krim (dikonsumsi dalam keadaan beku), maka
pemberian contoh untuk setiap pengujian tidak lebih dari 6 contoh, Karena
apabila lebih dari jumlah tersebut produk es krim sudah meleleh sebelum
pengujian. Factor lain yang harus dipertimbangkan adalah waktu yang disediakan
oleh panelis dan tingkat persediaan produk.
Urutan penyajian contoh juga dapat
mempengaruhi penilaian panelis terhadap contoh. dalam uji organoleptik dikenal
beberapa pengaruh pengujian seperti tersebut di bawah ini :
1. Expectation error
Terjadi karena
panelis telah menerima informasi tentang pengujian. oleh karena itu sebaiknya
panel diberikan informasi yang mendetail tentang pengujian dan sample diberi
kode 3 digit agar tidak dapat dikenali oleh panelis.
2. Convergen error
Panelis cenderung
memberikan penilaian lebih baik atau lebih buruk apabila didahului pemberian
sample yang lebih baik atau lebih buruk.
3. Stimulus error
Terjadi karena
penampakan sample yang tidak seragam sehingga panel ragu-ragu dalam memberikan
penilaian.
4.
Logical error
Mirip dengan
stimulus error, dimana panelis memberikan penilaiannya berdasarkan
karakteristik tertentu menurut logikanyaa. Karakteristik tersebut akan
berhubungan dengan karakteristik lainnya.
5.
Holo efek
Terjadi karena
evaluasi sample dilakukan terhadap lebih dari 1 (satu) factor sehingga panelis
memberikan kesan yang umum dari suatu produk
6.
Efek kontras
Pemberian sample
yang berkualitas lebih baik sebelum sample lainnya mengakibatkan panelis
terhadap sample yang berikutnya, sebab lebih rendah. panelis cenderung memberi
mutu rata-rata
7.
Motivasi
Respon dari
seorang panelis akan mempengaruhi persepsi sensorinya. Oleh karena itu
penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi) dengan pengujian akan memberikan
hasil yang lebih baik
8. Sugesti
Respon dari
seoarang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya. Oleh karena itu pengujian dilakukan secara
individu
9. Posisi bias
Dalam beberpa uji
terutama uji segitiga. Gejala ini terjadi akibat kecilnya perbedaan antar
sampel sehingga panelis cenderung memilih sampel yang ditengah sebagai sampel
paling berbeda.
BAB III. UJI PEMBEDAAN
UJI PEMBEDAAN PASANGAN
A.
Pendahuluan
Uji pembedaan
pasangan yang juga disebut dengan paired
comperation, paired test atau comparation merupakan uji yang sederhana dan
berfungsi untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk.
Biasanya produk yang diuji adalah jenis produk baru kemudian dibandingkan
dengan produk terdahulu yang sudah diterima oleh masyarakat.
Dalam
penggunaannya uji pembedaan pasangan dapat memakai produk baku sebagai acuan
atau hanya membandingkan dua contoh produk yang diuji. Sifat atau kriteria
contoh disajikan tersebut harus jelas dan mudah untuk dipahami oleh panelis.
B.
Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis
: Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 7 – 15
orang
Jumlah contoh
dalam setiap penyajian :Dua contoh atau 1 contoh uji dengan satu contoh baku
C.
Cara Penyajian Contoh
Contoh disajikan
satu per satu atau dua contoh sekaligus (Gambar 3.1 dan 3.2). Gambar 3.1
menunjukkan contoh pembanding (P) dan contoh yang diujikan (A), sedangkan pada
Gambar 3.2 terlihat dua contoh (A dan B) yang harus dinilai.
P A
: 513
Gambar 3.1. Cara penyajian contoh dengan pembanding dalam
uji Pembedaan Pasangan
A : 948 B : 481
Gambar 3.2. Cara
penyajian contoh tanpa pembanding dalam uji Pembedaan Pasangan
Penyajian contoh
dengan pembanding atau baku harus dilakukan penilaian awal terhadap pembanding,
sehingga penyajian dilakukan satu persatu diawali dengan pembanding. Penyajian
contoh tanpa menggunakan pembanding dapat dilakukan sacara acak. Sebagai contoh
dapat disajikan sirup dari dua macam merek dengan bahan baku yang sama.
D.
Cara Penilaian
Panelis diminta
untuk mengisi formulir isian tersebut dengan memberikan angka 1 (satu) apabila
terdapat perbedaan dan angka 0 (nol) bila tidak terdapat perbedaan kriteria
penilaian.
Gambar 3.3. Contoh
formulir isian untuk Uji Pembedaan Pasangan
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Contoh :
Kriteria yang dinilai :
Intruksi :
Nyatakan apakah contoh yang disajikan sama atau berbeda dengan contoh baku. Bila sama beri
tanda 0, sedangkan bila berbeda beri tanda 1.
E.
Cara Analisis
Pembedaan pasangan
menggunakan 2 (dua) contoh produk, sehingga peluang setiap bentuk dipilih
adalah 0,5. kemudian seluruh penilaian panelis tersebut ditabulasikan.
Penilaian lalu dibandingkan dengan tabel jumlah terkecil untuk menyatakan suatu
contoh melalui metode distribusi binomial.
Pada pengujian
sirup, kriteria penilaian yang digunakan adalah rasa dan kemanisan, dan untuk
keripik adalah rasa dan kerenyahan (tabel 3.1).
Tabel 3.1. Data uji pasangan sirup dan keripik dari 15
orang panelis
Panelis
|
Sirup
|
Keripik
|
||
Rasa
|
Kemanisan
|
Rasa
|
Kerenyahan
|
|
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
|
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
|
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
|
Jumlah
|
4
|
12
|
2
|
14
|
Data yang terdapat
pada tabel 3.1 kemudian dicocokkan dengan lampiran 1 atau lamp. 2 untuk
mengetahui perbedaan antar contoh yang diujikan. Dengan menggunakan Lampiran 1dapat
diperoleh jumlah terkecil yang diperlukan untuk menyatakan beda nyata pada
kedua contoh tersebut. Untuk jumlah panelis 15 orang adalah 12 orang pada
tingkat 5%, 13 orang pada tingkat 1% dan 14 orang pada tingkat 0,1%. Suatu
produk dinyatakan beda dengan pembanding atau dengan produk lainnya bila jumlah
panelis yang menyatakan beda sesuai dengan jumlah tersebut.
Berdasarkan uji
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tidak terdeteksi
adanya perbedaan rasa sirup pada tingkat 5%
Kemanisan kedua
sirup berbeda nyata pada tingkat 5%
Tidak terdeteksi
adanya perbedaan rasa keripik pada tingkat 5%
Kerenyahan kedua
jenis keripik berbeda nyata pada tingkat 1%
UJI PEMBEDAAN SEGITIGA
A. Pendahuluan
Uji pembedaan
segitiga atau disebut juga triangle test merupakan uji untuk mendeteksi
perbedaan yang kecil, karenanya uji ini lebih peka dibandingkan dengan Uji
Pasangan. Dalam Uji Segitiga disajikan 3 contoh sekaligus dan tidak dikenal
adanya contoh pembanding atau contoh baku. Penyajian contoh dalam uji segitiga
sedapat mungkin harus dibuat seragam agar tidak terdapat kesalahan atau bias
karena pengaruh penyajian contoh.
B.
Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis
Agak Terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 5 – 15 orang
Jumlah contoh
dalam setiap penyajian : Tiga Contoh
C.
Cara Penyajian Contoh
Dalam uji segitiga
ini disajikan 3 buah contoh sekaligus secara acak. Satu dari ketiga contoh
tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya (Gambar 3.4). Contoh A adalah contoh
yang berbeda dengan dua contoh B. Kode diberikan secara acak pada ke 3 contoh
tersebut. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis susu sapi pasturisasi dari 3
merek yang berbeda.
B : 893 A : 763 B : 487
Gambar 3.4. Cara
penyajian contoh dalam Uji Segitiga
D.
CaraPenilaian
Panelis diminta
untuk menilai atau mencari contoh yang berbeda diantara ketiga contoh tersebut.
Panelis harus menunjukkan satu contoh yang berbeda dengan menuliskan angka 1
dan apabila contoh sama dituliskan angka 0. Hasil penilaiannya dituliskan dalam
formulir isian seperti contoh pada gambar 3.5.
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi :
Nyatakan salah satu contoh yang berbeda diantara ketiga contoh ini dan beri tanda 1.
Kode
|
Kriteria
Penilaian
|
||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
|
876
|
|
|
|
745
|
|
|
|
269
|
|
|
|
Gambar 3.5. Contoh formulir isian untuk Uji Segitiga
E.
Cara Analisis
Karena pada Uji
Segitiga disajikan 3 contoh, peluang panelis menilai benar adalah 1/3. Hasil
penilaian panelis ditabelkan dan dianalisis dengan distribusi binomial atau
tabel statistik seperti contoh berikut.
Tabel 3.2. Data Uji Segitiga dari 10 orang panelis
Panelis
|
Susu
|
||||||||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
|||||||
893
|
763
|
487
|
893
|
763
|
487
|
893
|
763
|
487
|
|
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
|
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
|
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
|
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
|
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
|
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
|
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
|
Jumlah
|
1
|
7
|
2
|
2
|
5
|
3
|
0
|
6
|
4
|
Dari tabel 3.2 dengan
menggunakan tabel pada lampiran 2, maka untuk sepuluh orang panelis
masing-masing diperlukan pendapat dari 7, 8, 9 orang pada tingkat 5, 1, 0,1%
untuk menunjukkan adanya perbedaan. Dari hasil analisis dapat diambil
kesimpulan :
Untuk kriteria
warna susu, susu A dn susu B berbeda nyata pada tingkat 5%.
Untuk kriteria
kehalusan dan rasa, panelis tidak dapat menyatakan adanya perbedaan yang nyata
karena jumlah panelis yang menjawab dengan tepat contoh yang berbeda belum
memenuhi jumlah yang ditetapkan.
UJI PEMBEDAAN DUO-TRIO
A.
Pendahuluan
Seperti halnya Uji
Segitiga, Uji ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil
antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku dalam
pengujian. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan baru
terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan.
B.
Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis : Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih :
5 – 15 orang
Jumlah contoh
setiap pengujian : Dua contoh dengan 1 contoh baku
C.
Cara Penyajian Contoh
Pada setiap
panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh tersebut berasal dari jenis contoh
yang sama sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga
contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan
terlebih dahulu untuk dinilai.
Cara penyajian
contoh dapat dilihat pada gambar 3.6.
A/P : 810 A : 521 B : 307
gambar 3.6. Cara
penyajian contoh dalam Uji Duo Trio
D.
Cara Penilaian
Pada Uji Duo-trio
panelis diminta untuk mengenali contoh yang berbeda atau contoh yang sama
dengan contoh baku. Panelis harus mengenal contoh baku terlebih dahulu dan kemudian
memilih salah satu dari dua contoh yang lain yang sama dengan contoh baku dan
ditandai dengan angka 0. Peluang untuk memilih benar adalah 0,5. Respon panelis
dituliskan dlm formulir seperti pada gambar
Nama
Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi :
Nyatakan salah satu contoh yang berbeda diantara ketiga contoh ini dan beri tanda 1.
Kode
|
Kriteria
Penilaian
|
||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
|
307
|
|
|
|
521
|
|
|
|
Gambar 3.7. Contoh formulir isian untuk Uji Duo Trio
E.
Cara Analisis
Data yang
diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan distribusi binomial atau dengan
dibandingkan dengan tabel statistik (lampiran 1)
Tabel 3.2. Data Uji Duo-trio dari 10 orang panelis
Panelis
|
Susu
|
|||||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
||||
521
|
307
|
521
|
307
|
521
|
307
|
|
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
|
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
|
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
|
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
|
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
|
Jumlah
|
7
|
3
|
9
|
1
|
5
|
5
|
Dari tabel 3.3
terlihat bahwa kriteria warna, kehalusan dan rasa susu, panelis yang menilai
dengan benar adalah 7, 9, dan 5 orang. Sedangkan menurut tabel Lampiran 1,
dengan 10 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adlah 9 dan
10 masing-masing pada tingkat 5 dan 1 %.
Dari data tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa untuk kriteria warna dan rasa antara susu A dan
susu B belum dapat dikatakan memiliki mutu yang berbeda karena jumlah panelis
menyatakan sama masih dibawah persyaratan yang diminta sedangkan untuk kriteria
kehalusan ternyata antara susu A dan susu B terdapat perbedaan pada tingkat 5%
BAB IV. UJI KESUKAAN
A. Uji Kesukaan (Uji Hedonik)
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakan
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).
Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka
juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut
skala hedonik. Misalnya dalam hal “ suka “ dapat mempunyai skala hedonik
seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika
tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan
agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka
tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor dislike ).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan
skala yang ikehendakinya. Skala hedonik
dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat
kesukaan. Dengan data numeric ini dapat dilakukan analisis secara statistik.
Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan. Sehingga uji hedonic sering digunakan untuk menilai secara
organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik
banyak digunakan untuk menilai produk akhir.
Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis, Agak Terlatih : 20 – 25 Orang
Tidak
Terlatih : 80 Orang keatas
Jumlah contoh
setiap penyajian
- Contoh yang
sulit dinilai : 1 – 6
contoh
- Contoh yang
mudah dinilai : 1 – 12
contoh
Cara Penyajian Contoh
Contoh uji hedonik
disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak
mengulang-ulang penilaian atau membanding-mbandingkan contoh yang disajikan.
Sehingga untuk satu panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan
satu per satu hingga panelis tidak akan membanding-bandingkan satu contoh
dengan lainnya. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis teh kotak dari 3 macam
merek. Cara penyajian contoh dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut ini.
815 558 394
Gambar 4.1. Cara penyajian contoh Uji Hedonik satu
persatu
815 558 394
Gambar
4.2 Cara penyajian contoh Uji Hedonik sekaligus
B. Uji mutu hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan uji mutu hedonik tidak
menyatakan suka atau tidak suka melainkan menyatakan kesan tentang baik atau
buruk. Kesan baik – buruk ini disebut kesan mutu hedonik. Karena itu beberapa
ahli memasukkan uji mutu hedonik kedalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik lebih
spesifik dari pada sekedar kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat
bersifat umum, yaitu baik atau buruk dan bersifat spesifik seperti empuk /
keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi, renyah, liat untuk mentimun. Rentangan skala
hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek. Skala hedonik pada
uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah tingkat skala juga
bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas
antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan
berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan
dapat ditransformasi dalam skalanumerik dan selanjutnya dapat dianalisis
statistik untuk interprestasinya
Statistika Pengolahan data pengujian organoleptik
Statistika pengelohan data dan laporan pengujian yang
penting antara lain adalah penyusunan data atau penataan data sampai dengan
diperoleh tentang jenis data frekuensi data. Tampilan data dalam bentuk tabel,
grafik atau diagram perlu untuk meningkatkan kualitas informasi. Selanjutnya
adalah tahapan pengolahan data yang meliputi analisis pemusatan dan penyebaran
data. Pengolahan data suatu pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai:
- Nilai rata-rata atau nilai tengah pengujian
- Keragaman dari nilai pengujian
- Simpangan baku dari nilai-nilai pengujian
Cara pengolahan data yang sering digunakan adalah dengan
menggunakan analisis keragaman /analisis peragam ( Analisys of varian atau
ANOVA). Berikut disajikan sebuah data hasil pengujian organoleptik yang
dihimpun dari hasil pengindraan 15 orang panelis yang diberi tugas untuk
menilai kesuakaannya terhadap sejumlah contoh. Dalam uji ini panelis diminta
untuk menentukan tingkat kesukaannya terhadap rasa manis dari 5 contoh manisan
nata de coco dengan keriteria penilaian kesan sebagai berikut:
Nilai 3 jika kurang manis ( kurang /tidak suka)
Nilai 5 jika cukup manis ( agak suka)
Nilai 7 jika manis (suka)
Nilai 9 jika sangat manis ( sangat suka)
Data
hasil pengujian ditampilkan dalam tabel analisis sebagai berikut:
Nilai
numerik organoleptik:
3
= tidak suka
5
= agak suka
7
= suka
9
= sangat suka
kuantitasi
nilai pada parameter organoleptik pada hasil uji, dapat disusun sesuai
kesepakatan yang dihasilkan antara panelis dengan penguji, dilakukan pada waktu
pertemuan atau riefing.
Analisis
sidik ragam ( Analysis of Variance ) adalah analisis yang paling umum
digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif.
Faktor koreksi = Fk = Jkt/ (n1 x n2) =
Jk Contoh = (JKT /n1) – Fk =
Jk Panelis = Jk Panelis= (JKT/n2)- Fk =
Total Jk = JKT– Fk
db contoh = n2 -1 =
db Panelis = n1 -1 =
db Kesalahan = db Total – ( db n1 + db
n2 ) =
db Total = (n1 x n2 ) – 1 =
Jk Kesalahan = Total Jk – (Jk Contoh +
Jk panelis) =
Kuadrat tengah Contoh = KT Contoh = JK
contoh / db contoh
Kuadrat tengah Panelis = KT Panbelis =
JK Panelis / db Panelis
KT Kesalahan (galat) = Jk Kesalahan /
db Kesalahan
F Hitung Panelis = KT Contoh / KT panelis
Kesimpulan jika Harga F hitung lebih
besar dari pada F tabel, berarti di antara kadar gula manisan nata contoh,
terdapat perbedaan yang berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
penerimaan konsumen (panelis). Jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F
tabel berarti yang sebaliknya.
Example : Panelis akan
menguji warna dari tiga jenis sirup dan responnya dituliska pada formulir
seperti pada gambar
Nama
Panelis :
Tanggal
Pengujian :
Jenis
Pengujian :
Jenis
Contoh :
Instruksi
: Berikan penilaian terhadap warna contoh yang disajikan dan alasan singkat
terhadap penilaian tersebut
Penilaian
|
Kode Bahan
|
||
815
|
558
|
384
|
|
Amat sangat baik
|
|
|
|
Sangat baik
|
|
|
|
Baik
|
|
|
|
Sedang
|
|
|
|
Jelek
|
|
|
|
Sangat jelek
|
|
|
|
Catatan
: 815 :
558 :
384 :
Cara Analisis :
Hal
yang harus dilakukan terhadap penilaian panelis tersebut adalah mengkonversikan
hasil uji dalam suatu skala numerik. Misalnya untuk warna sirup yang amat
sangat baik diberi nilai 6 dan nilai 1 diberikan untuk warna sirup yang sangat
jelek. Maka hasil pengujian tersebut dapat ditabulasikan seperti pada Tabel
berikut
Panelis
|
815
|
558
|
394
|
Total
|
P1
|
3
|
2
|
3
|
8
|
P2
|
4
|
6
|
4
|
14
|
P3
|
3
|
2
|
3
|
8
|
P4
|
1
|
4
|
2
|
7
|
P5
|
2
|
4
|
2
|
8
|
P6
|
1
|
3
|
3
|
7
|
P7
|
2
|
6
|
4
|
12
|
P8
|
2
|
6
|
2
|
10
|
Jumlah
|
18
|
33
|
23
|
74
|
FK = =
228,17
JK Contoh =
- 228,17
=
14,58
JK Panelis = - 228,17
JK Total =
32 + 42 + 32 + ... + 22 – 228,17
= 47,83
Daftar sidik ragam contoh sirup
Sumber keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Contoh
|
2
|
14,58
|
7,29
|
3,36
|
3,74
|
6,51
|
Panelis
|
7
|
15,16
|
2,17
|
|||
Galat/Kesalahan
|
14
|
18,09
|
|
|||
Total
|
23
|
47,83
|
|
|
|
Kesimpulan :
F Hitung < F Tabel
5% à Tidak ada Beda
nyata
F Hitung < F Tabel 1% à Tidak ada beda nyata antar contoh pada tingkat 1%
Lampiran 1. Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata
pada Uji Pasangan, Uji Duo Trio, Uji Pembanding Jamak dan Uji Rangsangan
Tunggal.
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata tingkat
|
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata tingkat
|
||||
5%
|
1%
|
0,1%
|
5%
|
1%
|
0,1%
|
||
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
|
6
7
8
8
9
10
10
11
12
12
13
13
14
15
15
16
17
17
18
18
19
20
20
21
21
22
23
23
24
24
|
8
9
10
11
11
12
13
13
14
15
15
16
17
17
18
19
19
20
20
21
22
22
23
24
24
25
25
26
|
11
12
13
14
14
15
16
17
17
18
19
19
20
21
21
22
23
23
24
25
25
26
27
27
28
|
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
70
92
94
96
98
100
|
25
25
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
3
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
56
57
59
60
61
|
27
27
28
28
29
30
30
31
31
32
33
33
34
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
46
47
59
60
62
63
64
|
29
29
30
31
31
32
32
33
34
34
35
36
36
37
37
39
40
41
42
44
45
46
47
48
50
63
64
65
66
67
|
Lampiran 2. Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata
pada Uji Segitiga
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata tingkat
|
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata tingkat
|
||||
5%
|
1%
|
0,1%
|
5%
|
1%
|
0,1%
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
|
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
9
10
10
11
11
12
12
12
13
13
14
14
15
15
15
16
16
|
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
13
13
13
14
14
15
15
15
16
16
17
17
18
18
|
7
8
8
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
|
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
72
74
76
78
80
|
17
17
17
18
18
19
19
19
20
20
21
21
21
22
22
22
23
23
24
25
26
26
27
28
29
29
30
32
32
33
34
35
|
18
19
19
20
20
21
21
21
22
22
23
23
24
24
24
25
25
26
26
27
28
29
30
30
31
32
33
34
35
36
37
38
|
21
21
22
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
27
28
28
29
30
31
32
33
33
34
35
36
38
39
39
40
41
|
Lampiran 3. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda
nyata pada tingkat 1%
db penyebut
|
db pembilang
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
12
|
15
|
20
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
|
4052
98.50
34.12
21.20
16.26
13.75
12.25
11.26
10.56
10.04
9.65
9.33
9.07
8.86
8.68
8.53
8.40
8.29
8.18
8.16
8.02
7.95
7.88
7.82
7.77
7.72
7.68
7.64
7.60
7.56
7.31
|
4999.5
99.00
80.82
18.00
13.27
10.92
9.55
8.65
8.02
7.56
7.21
6.93
6.70
6.51
6.36
6.23
6.11
6.01
5.93
5.85
5.78
5.72
5.66
5.61
5.57
5.53
5.49
5.45
5.42
5.39
5.18
|
5403
99.17
29.46
16.69
12.06
9.78
8.45
7.59
6.00
6.55
6.22
5.95
5.74
5.56
5.42
5.20
5.18
5.09
5.01
4.94
4.87
4.82
4.76
4.72
4.68
4.64
4.60
4.57
4.54
4.51
4.31
|
5625
99.25
23.71
15.98
11.39
9.15
7.85
7.01
6.42
5.99
5.67
5.41
5.21
5.04
4.89
4.77
4.67
4.58
4.50
4.43
4.37
4.31
4.26
4.22
4.18
4.14
4.11
4.07
4.04
4.02
3.83
|
5764
99.30
28.24
15.52
10.97
8.75
7.46
6.63
6.06
5.64
5.32
5.06
4.86
4.69
4.56
4.44
4.34
4.25
4.17
4.10
4.04
3.99
3.94
3.90
3.85
3.82
3.78
3.75
3.73
3.70
3.51
|
5859
99.33
27.91
15.21
10.67
8.47
4.19
6.37
5.80
5.39
5.07
4.82
4.62
4.46
4.32
4.20
4.10
4.01
3.94
3.87
3.81
3.76
3.71
3.67
3.63
3.59
3.56
3.53
3.50
3.47
3.29
|
5928
99.36
27.67
14.98
10.46
8.26
6.99
6.18
5.61
5.20
4.89
4.64
4.44
4.28
4.14
4.03
3.93
3.84
3.77
3.70
3.64
3.59
3.54
3.50
3.46
3.42
3.39
3.36
3.33
3.30
3.12
|
5982
99.37
27.49
14.80
10.29
8.10
6.84
6.03
5.47
5.06
4.74
4.50
4.30
4.14
4.00
3.89
3.79
3.71
3.63
3.56
3.51
3.45
3.41
3.36
3.32
3.29
3.26
3.23
3.20
3.17
2.99
|
6022
99.39
27.35
14.66
10.16
7.98
6.72
5.91
5.35
4.94
4.63
4.39
4.19
4.03
3.89
3.78
3.68
3.60
3.52
3.46
3.40
3.35
3.30
3.26
3.22
3.18
3.15
3.12
3.09
3.07
2.89
|
6056
99.40
27.23
14.55
10.05
7.76
6.62
5.81
5.26
4.85
4.54
4.30
4.10
3.94
3.80
3.69
3.59
3.51
3.43
3.37
3.31
3.26
3.21
3.17
3.13
3.09
3.06
3.03
3.00
2.98
2.80
|
6106
99.42
27.05
14.37
9.89
7.72
6.47
5.67
5.11
4.71
4.40
4.16
3.96
3.80
3.67
3.55
3.46
3.37
3.30
3.23
3.17
3.12
3.07
3.03
2.99
2.96
2.93
2.90
2.87
2.84
2.66
|
6157
99.43
26.87
14.20
9.72
7.56
6.31
5.52
4.96
4.56
4.25
4.01
3.82
3.66
3.52
3.41
3.31
3.23
3.15
3.09
3.03
2.98
2.93
2.89
2.85
2.61
2.78
2.75
2.73
2.70
2.52
|
6209
99.45
26.69
14.02
9.55
7.40
6.16
5.36
4.81
4.41
4.10
3.86
3.66
3.51
3.37
3.26
3.16
3.08
3.00
2.94
2.88
2.83
2.78
2.74
2.70
2.66
2.63
2.60
2.57
2.55
2.37
|
|
Lampiran
4. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata pada tingkat 5%
db penyebut
|
db pembilang
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
12
|
15
|
20
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
|
161.40
18.51
10.13
7.71
6.61
5.99
5.59
5.32
5.12
4.96
4.84
4.75
4.67
4.60
4.54
4.49
4.45
4.41
4.38
4.35
4.32
4.30
4.28
4.26
4.24
4.23
4.21
4.20
4.18
4.17
4.08
|
199.50
19.00
9.55
6.95
5.79
5.14
4.74
4.46
4.26
4.10
3.98
3.89
3.81
3.74
3.68
3.63
3.59
3.55
3.52
3.49
3.47
3.44
3.42
3.40
3.39
3.37
3.35
3.34
3.33
3.32
3.23
|
215.70
19.16
9.28
6.59
5.41
4.76
4.35
4.07
3.83
3.71
3.59
3.49
3.41
3.34
3.29
3.24
3.20
3.16
3.13
3.10
3.07
3.05
3.03
3.01
2.99
2.98
2.96
2.95
2.93
2.92
2.84
|
224.60
19.25
9.12
6.39
5.19
4.53
4.12
3.84
3.63
3.48
3.36
3.26
3.18
3.11
3.06
3.01
2.96
2.93
2.90
2.87
2.84
2.82
2.80
2.78
2.76
2.74
2.73
2.71
2.70
2.69
2.61
|
230.20
19.30
9.01
6.26
5.05
4.39
3.97
3.69
3.48
3.33
3.20
3.11
3.03
2.96
2.90
2.85
2.81
2.77
2.74
2.71
2.68
2.66
2.64
2.62
2.60
2.59
2.57
2.56
2.55
2.53
2.45
|
234.00
19.33
8.94
6.18
4.95
4.28
3.87
3.58
3.37
3.22
3.09
3.00
2.92
2.85
2.79
2.74
2.70
2.66
2.63
2.60
2.57
2.55
2.53
2.51
2.49
2.47
2.46
2.45
2.43
2.42
2.34
|
236.80
19.35
8.89
6.09
4.88
4.21
3.79
3.50
3.29
3.14
3.01
2.91
2.83
2.76
2.71
2.66
2.61
2.58
2.54
2.51
2.49
2.46
2.44
2.42
2.40
2.39
2.37
2.36
2.35
2.33
2.25
|
238.90
19.37
8.85
6.04
4.82
4.15
3.73
3.44
3.23
3.07
3.95
2.85
2.77
2.70
2.64
2.59
2.55
2.51
2.48
2.45
2.42
2.40
2.37
2.36
2.34
2.32
2.31
2.29
2.28
2.27
2.18
|
240.50
19.38
8.81
6.00
4.77
4.10
3.68
3.39
3.18
3.02
2.90
2.80
2.71
2.65
2.59
2.54
2.49
2.46
2.42
2.39
2.37
2.34
2.32
2.30
2.28
2.27
2.25
2.24
2.22
2.21
2.12
|
241.90
19.40
8.79
5.96
4.74
4.06
4.64
3.35
3.14
2.98
2.85
2.75
2.67
2.60
2.54
2.49
2.45
2.41
2.38
2.35
2.32
2.30
2.27
2.25
2.24
2.22
2.20
2.19
2.18
2.16
2.08
|
243.90
19.41
8.74
5.91
4.68
4.00
3.57
3.28
3.03
2.91
2.79
2.69
2.60
2.53
2.48
2.42
2.38
2.34
2.31
2.28
2.25
2.23
2.20
2.18
2.16
2.15
2.13
2.12
2.10
2.09
2.00
|
245.90
19.43
8.70
5.86
4.62
3.94
3.51
3.22
3.01
2.85
2.72
2.62
2.53
2.46
2.40
2.35
2.31
2.27
2.23
2.20
2.18
2.15
2.13
2.11
2.09
2.07
2.06
2.04
2.03
2.01
1.92
|
248.10
19.45
8.66
5.80
4.68
3.87
3.44
3.15
2.94
2.77
2.65
2.54
2.46
2.39
2.33
2.28
2.23
2.19
2.16
2.12
2.10
2.07
2.05
2.03
2.01
1.99
1.97
1.95
1.94
1.93
1.84
|
0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment