News and Info10 Nopember 2009 | 13:20 wibPCR ALAT AMPUH DIAGNOSA PENYAKITPCR ALAT AMPUH DIAGNOSA PENYAKIT PCR singkatan dari Polymerase Chain Reaction yang merupakan suatu teknik atau uji positip terhadap adanya virus melalui reaksi berantai suatu primer dari sequence DNA dengan bantuan enzym polymerase, sehingga terjadi amplifikasi DNA target secara invintro. Teknik PCR ditemukan oleh Dr.Kary Mullis pada tahun 1985 dan mendapatkan hadiah nobel atas temuannya pada tahun 1993. system kerja mesin PCR dimaksudkan untuk memperjelas bagian dari DNA mikroorganisma patogen sehingga dapat mendiagnosa penyebab penyakit secara akurat sedini mungkin. Pengujian PCR mempunyai keunggulan dalam mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit sebanyak satu (1) orgamisma. Keunggulan yang paling utama adalah hasilnya bisa langsung dilihatpada hari itu juga. Unutk menjalankan tes ini penggunaan asam nucleus (DNA/RNA) sebagai symbol sangatlah kecil. PCR mempunyai keunggulan dibandingkan dengan tes-tes lain seperti tes serological (ELISA, CF, IFT dll) karena pada tes serologicalbisa terjadi reaksi silang, kurang sensitive dan berbasis pada antibodi. Padahal antibodi dapat diseleksi dalam darah mulai hari ke lima (5) setelah terjadi infeksi, sedangkan dengan PCR dapat digunakan mulai hari pertama terjadinya infeksi. Metoda konfensional seperti kultur biakan atau identifikasi dengan menggunakan mikroskope atau reaksi boikimia merupakan metoda yang cukup sulitdan memerlukan waktu yang lama. Dengan menggunakan PCR makadapat mendeteksi infeksi pada atahap yang paling dini/awal. Sehingga bisa sesegera mungkin diambil tindakan pencegahan agar penyakit tidak semakin parahdan kerugian bisa ditekan seminim mungkin. Dengan metoda ini dapat diketahui tingkat serangan penyakit apakah masih dalam tahip ringan, sedang sampai penyakit sudah parah dari sampel ikan/udang yang diuji dengan cara membandingkannya dengan plsamid standart yang ada. Semua bagian tubuh ikan/udang dapat dipergunakan sebagai sampel dalam uji PCR kecuali bagian yang keras (cangkang/rostum) serta hepatopancreas karena disini merupakan organ yang kaya akan enzym sehingga dapat merusak DNA virus pada saat proses ekstraksi. Cukup dengan sedikit sampl oleh karenanya tinggkat keberhasilan maupun kegagalan suatu terapi dapat diperkirakan hasilnya.
APA SAJA YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN PCR Aplikasi PCR berkembang untuk : - Identifikasi microorganisma.
- Aplikasi forensik seperti identifikasi DNA baik pada manusia maupun binatang.
- Identifikasi mutasi.
- Identifikasi kecacatan genetik.
- Perselingkuhan.
Mesin PCR (Thermocycle)
PROSEDUR PCR System kerja PCR terjadi pada siklus yang berulang-ulang sebanyak 20-30 kali. Dimana setiap siklus terdiri atas 3(tiga) tahapan reaksi, sebagai berikut : - Denaturasi :disini terjadi pemecahan DNA target (virus ikan/udang) dari ntaian ganda (double-stranded DNA) menjadi untai tunggal (single standed DNA) dengan cara pemanasan 95°C
- Annealing : terjadinya penempelan primer pada DNA untai yunggal pada suhu 56°C, primer akan menempel pada pangkal dan ujung dari masing-masing DNA untai tunggal yang komplementer sehingga menjepit suatu daerah tertentu dari sequence DNA target.
- Extension : proses pemanjangan primer dengan bantuan enzym polymerase pada suhu 74°C. proses ini merupakan akhir yang hasilnya adalah terbentuk 2 buah DNA untai tunggal baru yang komplemen terhadap sequence DNA target
Hasil sintesa DNA dalam satu siklus berperan sebagai cetakan (template) siklus berikutnya sehingga jumlah DNA target menjadi berlipat pada setiap akhir siklus. Dengan proses ini DNA target meningkat secara ekponensial, sehingga setelah 30 siklus akan menjadi milyaran (230) amplifikasi DNA target. Selanjutnya DNA penyakit (virus dll) jumlahnya akan menjadi berlipat ganda sehingga dapat dideteksi dengan menggunakan electroporesis, gel agarosa, setelah diberi pewarna Ethidium Bromida (ETBr). Hasil electroforesis yang berupa band DNA dan dapat dilihat dengan menggunakan alat UV transilluminator dan didokumentasikan dengan camera digital atau biasa/polaroid.
PCR alat deteksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorgamisma patogen yang unggul dalam hal kecepatan, spesifitas dan sensitifitasnya sehingga bisa dijadikan metoda unggulan dalam mendiagnosa suatu penyakit pada ikan/udang, manusia, tanaman maupun binatang lainnya. PCR dapat melihat adanya kandungan virus dalam tubuh ikan secara tepat, cepat, dan praktis. Hasil uji PCR juga dapat dipakai untuk pernyataan tingkat kesehatan ikan/udangdalam bentuk sertifikasi benur/benih bebas virus WSSV, TSV, KHV dan IHHNV. Dimasa mendatang PCR akan menjadi metoda pilihan /andalan untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit dengan cakupan yang sangat luas.(PRATIWI)
|
0 komentar "Home Sekretariat Bidang KP3K Bidang Perikanan Tangkap Bidang Budidaya Ikan Bidang Usaha dan Pemasaran News and Info 10 Nopember 2009 | 13:20 wib PCR ALAT AMPUH DIAGNOSA PENYAKIT PCR ALAT AMPUH DIAGNOSA PENYAKIT PCR singkatan dari Polymerase Chain Reaction yang merupakan suatu teknik atau uji positip terhadap adanya virus melalui reaksi berantai suatu primer dari sequence DNA dengan bantuan enzym polymerase, sehingga terjadi amplifikasi DNA target secara invintro. Teknik PCR ditemukan oleh Dr.Kary Mullis pada tahun 1985 dan mendapatkan hadiah nobel atas temuannya pada tahun 1993. system kerja mesin PCR dimaksudkan untuk memperjelas bagian dari DNA mikroorganisma patogen sehingga dapat mendiagnosa penyebab penyakit secara akurat sedini mungkin. Pengujian PCR mempunyai keunggulan dalam mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit sebanyak satu (1) orgamisma. Keunggulan yang paling utama adalah hasilnya bisa langsung dilihatpada hari itu juga. Unutk menjalankan tes ini penggunaan asam nucleus (DNA/RNA) sebagai symbol sangatlah kecil. PCR mempunyai keunggulan dibandingkan dengan tes-tes lain seperti tes serological (ELISA, CF, IFT dll) karena pada tes serologicalbisa terjadi reaksi silang, kurang sensitive dan berbasis pada antibodi. Padahal antibodi dapat diseleksi dalam darah mulai hari ke lima (5) setelah terjadi infeksi, sedangkan dengan PCR dapat digunakan mulai hari pertama terjadinya infeksi. Metoda konfensional seperti kultur biakan atau identifikasi dengan menggunakan mikroskope atau reaksi boikimia merupakan metoda yang cukup sulitdan memerlukan waktu yang lama. Dengan menggunakan PCR makadapat mendeteksi infeksi pada atahap yang paling dini/awal. Sehingga bisa sesegera mungkin diambil tindakan pencegahan agar penyakit tidak semakin parahdan kerugian bisa ditekan seminim mungkin. Dengan metoda ini dapat diketahui tingkat serangan penyakit apakah masih dalam tahip ringan, sedang sampai penyakit sudah parah dari sampel ikan/udang yang diuji dengan cara membandingkannya dengan plsamid standart yang ada. Semua bagian tubuh ikan/udang dapat dipergunakan sebagai sampel dalam uji PCR kecuali bagian yang keras (cangkang/rostum) serta hepatopancreas karena disini merupakan organ yang kaya akan enzym sehingga dapat merusak DNA virus pada saat proses ekstraksi. Cukup dengan sedikit sampl oleh karenanya tinggkat keberhasilan maupun kegagalan suatu terapi dapat diperkirakan hasilnya. APA SAJA YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN PCR Aplikasi PCR berkembang untuk : Identifikasi microorganisma. Aplikasi forensik seperti identifikasi DNA baik pada manusia maupun binatang. Identifikasi mutasi. Identifikasi kecacatan genetik. Perselingkuhan. Mesin PCR (Thermocycle) PROSEDUR PCR System kerja PCR terjadi pada siklus yang berulang-ulang sebanyak 20-30 kali. Dimana setiap siklus terdiri atas 3(tiga) tahapan reaksi, sebagai berikut : Denaturasi :disini terjadi pemecahan DNA target (virus ikan/udang) dari ntaian ganda (double-stranded DNA) menjadi untai tunggal (single standed DNA) dengan cara pemanasan 95°C Annealing : terjadinya penempelan primer pada DNA untai yunggal pada suhu 56°C, primer akan menempel pada pangkal dan ujung dari masing-masing DNA untai tunggal yang komplementer sehingga menjepit suatu daerah tertentu dari sequence DNA target. Extension : proses pemanjangan primer dengan bantuan enzym polymerase pada suhu 74°C. proses ini merupakan akhir yang hasilnya adalah terbentuk 2 buah DNA untai tunggal baru yang komplemen terhadap sequence DNA target Hasil sintesa DNA dalam satu siklus berperan sebagai cetakan (template) siklus berikutnya sehingga jumlah DNA target menjadi berlipat pada setiap akhir siklus. Dengan proses ini DNA target meningkat secara ekponensial, sehingga setelah 30 siklus akan menjadi milyaran (230) amplifikasi DNA target. Selanjutnya DNA penyakit (virus dll) jumlahnya akan menjadi berlipat ganda sehingga dapat dideteksi dengan menggunakan electroporesis, gel agarosa, setelah diberi pewarna Ethidium Bromida (ETBr). Hasil electroforesis yang berupa band DNA dan dapat dilihat dengan menggunakan alat UV transilluminator dan didokumentasikan dengan camera digital atau biasa/polaroid. PCR alat deteksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorgamisma patogen yang unggul dalam hal kecepatan, spesifitas dan sensitifitasnya sehingga bisa dijadikan metoda unggulan dalam mendiagnosa suatu penyakit pada ikan/udang, manusia, tanaman maupun binatang lainnya. PCR dapat melihat adanya kandungan virus dalam tubuh ikan secara tepat, cepat, dan praktis. Hasil uji PCR juga dapat dipakai untuk pernyataan tingkat kesehatan ikan/udangdalam bentuk sertifikasi benur/benih bebas virus WSSV, TSV, KHV dan IHHNV. Dimasa mendatang PCR akan menjadi metoda pilihan /andalan untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit dengan cakupan yang sangat luas.(PRATIWI)", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment