STRUKTUR
KOMUNITAS DAN BIOMASSA FITOPLANKTON DANAU LIMBOTO, SULAWESI
Tekanan
lingkungan terhadap Danau Limboto, Gorontalo, Sulawesi, terdiri dari pendangkalan,
pencemaran limbah domestik dan perkembangan budidaya ikan pada karamba jaring
apung (KJA) yang cukup pesat. Perubahan lingkungan Danau Limboto akan
memberikan pengaruh nyata terhadap komunitas biota. Komunitas fitoplankton yang
merupakan komponen biota dan komponen penting ekosistem perairan, akan
memberikan responnya terutama terhadap perubahan kualitas air.
Penelitian
pada struktur komunitas fitoplankton di
Danau Limboto dengan tujuan untuk evaluasi kepekaannya terhadap kondisi
lingkungan perairan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2006 dengan
pengambilan contoh pada tujuh stasiun yang mewakili. Parameter kualitas air
yang diukur adalah kadar oksigen terlarut, suhu, kekeruhan, konduktivitas dan
pH, serta total nitrogen (TN) dan total fosfat (TP). Kualitas air Danau Limboto
yaitu tingkat pH cenderung basa, kekeruhan pada kisaran rendah hingga tinggi,
dan kadar TN dan TP mencirikan perairan eutrofik. Sebanyak 37 jenis organisme
fitoplankton ditemukan, disusun oleh Chlorophyta (14 jenis), Chrysophyta (20
jenis), Cyanophyta (2 jenis) dan Euglenophyta (1 jenis), dengan kelimpahan
individu berkisar antara 9.550 – 70.350 ind/l. dan kelimpahan biomassa klorofil
a berkisar antara 18,43 – 42,18 mg/l.
Komunitas fitoplankton dari Danau Limboto,
yang merupakan komponen penting ekosistem perairan, baik ditinjau sebagai
komponen keragaman hayatinya maupun penunjang produktivitasnya belum banyak
terungkap informasinya. Nilai penting komunitas fitoplankton adalah sebagai
mata rantai jaring makanan, yang merupakan sumber pakan bagi ikan-ikan
herbivora. Keberadaan komunitas titoplankton ditentukan oleh berbagai faktor,
meliputi faktor internal perairan, seperti karakter hidrologi dan kualitas air
dan faktor eksternal meliputi faktor cahaya, suhu udara, curah hujan, dan
sebagainya. Hubungan komunitas fitoplankton dengan kesuburan dan pengadukan air
telah banyak dilaporkan (Chrismadha & Ali, 2007; Elliott, et al., 2001;
Weithoff, et al., 2000).
Penelitian lain melaporkan
pergeseran tingkat kompetisi .tumbuh antara tiga jenis alga hijau pada kondisi
pH dan suhu air yang berbeda (Chrismadha & Widoretno, 2008; Chrismadha, et
al., 2008). Hal ini menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton di perairan alami
memiliki pola respon yang kompleks terhadap kondisi lingkungannya.
Kegiatan penelitian ini dilakukan di
perairan Danau Limboto, Propinsi Gorontalo Sulawesi pada bulan September 2006,
dengan lokasi pengambilan contoh tersebar pada tujuh stasiun yang mewakili
Karakteristik kualitas air perairan Danau Limboto dievaluasi dari paramater-parameter
oksigen terlarut, suhu, kekeruhan, konduktivitas, pH serta kadar total nitrogen
(TN) dan total fosfat (TP). Kadar oksigen terlarut diukur dengan DO Meter YSI.
Suhu, kekeruhan, konduktivitas dan pl-I diukur dengan WQC (Water Quality Checker)-.merk
Horiba U-10, serta TN dan TP dengan menggunakan metode spektrofotometri
(Greenberg, et al., 1992).
Kondisi
kualitas air
Suhu air perairan Danau Limboto
berkisar antara 28 – 29°C, tingkat keasaman (pH) perairan cenderung basa
(>7,0) kecuali di stasiun 3, kekeruhan pada kisaran rendah sampai tinggi,
konduktivitas antara 0,262 – 0,340 mS/cm, kadar oksigen terlarut umumnya 3 3,0
mg/I, kadar TN berkisar antara 0,89 – 1,66 mg/l dan TP berkisar antara 0,11 –
0,64 mg/1 dengan rasio TN/T P antara 2 – 14 (Tabel 2).
Tingkat keasaman (pH) perairan yang
cenderung basa tampaknya terkait dengan kondisi beberapa wilayah DAS Limboto
yang berupa formasi batu gamping terumbu (Anonim, 1993). Tingkat kekeruhan jika
mengacu pada baku mutu air bersih (Peraturan MenKes RI No. 416/IX/90) atau
untuk melindungi kehidupan akuatik (US-EPA) yaitu 525 NTU, maka di stasiun 4,
6, dan 7, menunjukkan kekeruhan yang sangat tinggi. Pengaruh tingkat
kekeruhan yang tinggi ini terhadap fltoplankton terutama akan membatasi
distribusi vertikalnya karena akan menurunkan tingkat keoerahan perairan
Komunitas
Fitoplankton .
Komunitas fitoplankton di perairan
Danau Limboto terutama disusun oleh kelompok Chlorophyta, yang menunjukkan dominasi tinggi, diikuti oleh
kelompok Chrysophyta, dan kelompok
lainnya dalam jumlah yang sangat rendah. Kelimpahan yang cukup tinggi ditemukan
di stasiun 3 dan stasiun 6 (Gambar 2).
Kelimpahan ñtoplankton yang sangat
tinggi (>15.000mdl1) mencirikan kondisi blooming (peledakan fitoplankton),
dan menunjukkan bahwa kondisi perairan Danau Limboto sangat subur (Lander dalam
Larasati, 1985). Kelimpahan fitoplankton cenderung sangat tinggi di wilayah
tengah perairan danau (stasiun 3 dan stasiun 6 ; Gambar 3) yang mana tampaknya
tidak terkait dengan kadar unsur hara yang ada, khususnya TP yang memiliki
kadar tertinggi di stasiun 5 (Tabel 2).
Jenis fitoplankton yang ditemukan di
Danau Limboto sebanyak 37 spesies dengan jenis dominan Pediastrum simplex.
Kelimpahan fitoplankton yang terukur berkisar antara 15.600 – 70.350 ind/1,
dengan kelimpahan Pediastrum berkisar antara 7.950 – 56.350 ind/l, dan jenis
fitoplankton yang cukup menonjol lainnya adalah Melosira sp., memiliki
kelimpahan antara 560 – 12.250 ind/l (Tabel 3).
0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment