Vaksin Skabies
Dibutuhkan Namun Sulit Diwujudkan
By admin - Posted on
13 August 2008
Authors:
Simson Tarigan
PENYAKIT PADA KELINCI
Series:
Buletin Ilmu
Peternakan Indonesia ( WARTAZOA), Volume 17 No. 1 (2007)
Abstract:
Sarcoptes scabiei,
tungau penyebab skabies, menyerang manusia dan sekurang-kurangnya 40 spesies
hewan. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini berupa gangguan kesehatan
masyarakat dan kerugian ekonomi sangat besar, karena prevalensinya sangat
tinggi. Cara penanggulangan yang tersedia yakni dengan mengobati individu yang
terdiagnosa tidak efektif dan tidak praktis. Disamping itu, ketidakpuasan
dengan cara ini juga makin lama makin meningkat akibat terbentuknya resistensi
pada tungau dan penolakan konsumen terhadap produk ternak yang mengandung
residu obat. Vaksinasi diyakini merupakan cara penanggulangan alternatif
terbaik, tetapi ketersediaan vaksin skabies masih memerlukan proses yang sangat
panjang. Skabies diyakini dapat dikendalikan dengan vaksinasi, karena hewan
yang sembuh dari skabies memiliki kekebalan terhadap reinfestasi tungau.
Disamping itu, sekalipun tungau skabies hanya menetap pada permukaan kulit dan
bukan menghisap darah, tungau menginternalisasi imunoglobulin induk semangnya.
Vaksin skabies, seperti juga vaksin ektoparasit lain, merupakan vaksin subunit
antigen protektif tungau yang diproduksi menggunakan teknologi rekombinan.
Identifikasi protektif antigen pada tungau skabies, yang merupakan langkah awal
pembuatan vaksin, terkendala karena sifat protektif antigen yang labil dan
konsentrasinya sangat rendah, dan kesulitan mendapatkan tungau dalam kuantitas
yang cukup. Identifikasi protektif antigen dengan metode biokimia konvensional,
sekalipun telah dapat digunakan untuk beberapa parasit lain, tidak cukup
sensitif untuk tungau skabies. Mengidentifikasi antigen protektif hanya
diantara kelompok protein yang mempunyai fungsi vital bagi tungau dan yang
dapat dijangkau oleh sistem kekebalan induk semang saja mungkin merupakan cara
alternatif yang lebih baik. Protein membran saluran pencernaan dan alergen
tungau mungkin termasuk dalam kelompok tersebut.
0 komentar " ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment