global world

global world:

'via Blog this'
Ini adalah tembolok Google' untuk http://chemist17.wordpress.com/page/4/. Gambar ini adalah jepretan laman seperti yang ditampilkan pada tanggal 29 Nov 2011 06:37:36 GMT. Sementara itu, halaman tersebut mungkin telah berubah. Pelajari Selengkapnya

Berikut adalah frasa penelusuran yang disorot: kondensor pada soxklet

Latest Entries »

Saat menyebutkan tanaman rosemary, thyme, cengkeh dan daun mint dan kebanyakan orang berpikir tentang makanan yang lezat. Berpikir lebih luas…berhektar – hektar luasnya. Bumbu – bumbu yang terkenal tersebut sekarang menjadi kunci ampuh dalam organik agrikultur melawan hama penyakit sebagaimana industri mencoba untuk memuaskan permintaan untuk buah – buahan dan sayuran diantara tumbuhnya porsi para consumer akan makanan yang diproduksi dengan cara yang lebih alamiah.

Dalam sebuah studi yang dipresentasikan dalam Pertemuan Nasional American Chemical Society’s ke – 238, para ilmuwan di Kanada melaporkan penelitian baru yang menggembirakan pada apa yang disebut “essential oil pesticides” atau “killer spices.” Zat – zat tersebut mewakili suatu golongan baru yang relative dari insektisida alamiah yang menunjukkan janji sebagai sebuah alternative yang ramah lingkungan terhadap pestisida konvensional sementara juga memberikan resiko yang sedikit terhadap kesehatan manusia dan hewan, kata para peneliti.

“Kita sedang mengeksplorasi kegunaan potensial pestisida alamiah berdasarkan tanaman minyak esensial yang umumnya digunakan di makanan dan minuman sebagai bumbu penyedap,” jelas presenter studi yaitu Murray Isman, Ph.D., dari Universitas British Columbia. Pestisida baru tersebut umumnya suatu campuran sejumlah kecil dari dua sampai empat bumbu – bumbu yang berbeda terlarut dalam air. Beberapa akan manjur sekali membunuh hama sementara yang lainnya mengusir mereka.

Selama beberapa dekade, Isman dan koleganya menguji beberapa tanaman minyak esensial dan menemukan bahwa mereka mempunyai jangkauan luas dari aktifitas insektisidal melawan hama penyakit agrikultur. Beberapa produk komersil yang berbasis bumbu – bumbusekarang sedang digunakan oleh para petani yang telah menunjukkan kesuksesan dalam melindungi tumbuhan strawberry, bayam, dan tumbuhan tomat organic melawan kumbang pengrusak dan mites, kata para peneliti.

“Produk tersebut memperluas terbatasnya gudang senjata zat penumbuh organik untuk bertarung melawan hama penyakit,” jelas Isman. “Mereka hanya sebagian kecil di pasar insektisida, tetapi mereka berkembang dan mendapatkan momentum.”

Beberapa pestisida alamiah memiliki beberapa keuntungan. Tidak seperti pestisida alamiah, “killer spices” tersebut tidak membutuhkan persetujuan pengatur ekstensif dan telah siap tersedia. Keuntungan tambahannya adalah bahwa serangga kelihatannya berkurang untuk meningkatkan resistansinya, kemampuan untuk mengindahkan toksin yang efektif, kata Isman. Mereka juga lebih aman bagi para pekerja lapanagan, yang beresiko tinggi terhadap terekspos pestisida, jelas dia.

Namun pestisida baru juga mempunyai kekurangan. Karena tanaman minyak yang esensial cenderung cepat menguap dan terdegradasi sangat cepat pada cahaya matahari, para petani perlu untuk menerapkan pestisida berbasis bumbuterhadap tanaman pangannya lebih sering ketimbang pestisida konvensional. Beberapa tersisa hanya beberapa jam, dibandingkan dengan yang berhari – hari atau bahkan berbulan –bulan bagi pestisida konvensional. Sebagaimana pestisida alamiah tersebut kurang manjur dari pada pestisida konvensional, mereka juga harus diaplikasikan pada konsentrasi yang tinggi untuk memperoleh tingkat yang dapat diterima dalam mengontrol hama penyakit, kata Isman. Para peneliti sekarang mencari tahu cara membuat pestisida alamiah tahan lebih lama dan lebih manjur, jelas dia.

“Mereka tidak manjur untuk mengontrol hama penaykit,” ingat Isman. Pestisida konvensional masih merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol ulat bulu, belalang, kumbang dan serangga besar lainnya pada tanaman pangan komersil, kata dia. “Namun pada suatu saat nanti, akan ada sesuatu yang bagus bagi lingkungan dan kesehatan manusia.”

“Killer spices” tidak hanya membatasi pada penggunaan agrikultur. Beberapa menunjukkan janji sebagai toksin yang ramah lingkungan dan mengusir nyamuk, lalat, dan kecoa. Tidak seperti semprotan serangga yang konvensional, yang mempunyai bau yang menyengat, pestisida alamiah tersebut cenderung mempunyai aroma yang enak dan pedas. Banyak berisi minyak yang sama dimana digunakan pada produk aromaterapi, termasuk kayu manis dan peppermint, jelas Isman.

Para pabrikan telah sudah mengembangkan produk berbasis bumbu yang dapat mengusir kutu dan tinggi di anjing atau kucing tanpa membahayakan hewan tersebut. Para peneliti sekarang sedang mengeksplorasi penggunaan lain produk berbasis bumbu untuk penggunaan pada buah – buahan dan sayuran untuk menghancurkan mikroba, seperti E. coil dan Salmonella, yang menyebabkan keracunan makanan.

Para ilmuwan lainnya sekarang ini mengeksplorasi lavender, kemangi, bergamot, minyak nilam dan setidaknya lusinan minyak – minyak lainnya dari sumber – sumber tanaman eksotis di Cina yang potensial melawan serangga. Temuan dari studi disediakan oleh EcoSMART, sebuah perusahaan pestisida botanis bermarkas di Alpharetta, Ga.

Ekstraksi Soxklet

PRINSIP SOXHLET

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Soklet terdiri dari:

  1. pengaduk / granul anti-bumping
  2. still pot (wadah penyuling)
  3. Bypass sidearm
  4. thimble selulosa
  5. extraction liquid
  6. Syphon arm inlet
  7. Syphon arm outlet
  8. Expansion adapter
  9. Condenser (pendingin)

10. Cooling water in

11. Cooling water out

Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut Fosfolipida, Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut Lemak kasar .

MEKANISME KERJA

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sample ditutup dengan kapas.

Pelarut yang digunakan adalah Petroleum Spiritus dengan titik didih 60 – 80°C. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan Petroleum Spirit 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemakpada pelarut organik.

Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet . Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak

mulai dipanaskan .

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.

Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan.

DASAR PEMILIHAN METODE, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE SOXHLET

Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.

Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989). Shriner et al. (1980) menyatakan bahwa pelarut polar akan melarutkan solut yang polar dan pelarut non polar akan melarutkan solut yang non polar atau disebut dengan “like dissolve like”.

Tehnik ekstraksi lainnya misalnya menggunakan air untuk mengambil pigmen alami dari tumbuhan, seperti: daun, dll. Contoh: Ekstraksi pigmen biru dari daun tanaman Baphicacanthus cusia Brem dan Indigofera tintoria Linn (Tanaman asli negeri Gajah Thailand). ekstraksi betasianin pada tanaman suku Amarantaceae dapat dilakukan dengan 2 tahap yaitu ekstraksi dengan menggunakan air kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metanol 80%. Namun ekstraksi pewarna alami dengan metanol, diragukan aspek keamanan pangannya.

Ekstraksi zat warna bunga kembang sepatu dengan menggunakan pelarut alkohol 95% lebih baik dari pada alkohol 70%. Demikian pula ekstraksi zat warna kulit rambutan lebih baik dilakukan pada alkohol 95%. Suhu dan lama pemanasan pada saat ekstraksi pigmen juga akan berpengaruh terhadap rendemen maupun kestabilan warna pigmen. Suhu ekstraksi terlalu tinggi, akan menimbulkan efek pemucatan pada warna pigmen alami. Kadar antosianin pada dedak sorgum lokal varietas coklat cenderung meningkat dengan meningkatnya suhu dan lama ekstraksi (30, 35 dan 40oC) (Muhsin, 2007). pH larutan ekstraksi juga berpengaruh terhadap kestabilan warna pigmen.

Ekstraksi daun darah (Alternanthera dentata) dengan perlakuan suhu (4, 30 & 60 oC) dan proporsi air : etanol (8:2; 5:5 & 2:8) disimpulkan perlakuan suhu ekstraksi 30oC dan pelarut air:etanol perbandingan 5:5 (v/v) didapatkan kadar betasianin 45,81 mg/100g, persen betasianin terekstrak 81,05%, residu etanol 0,099%, pH 6,68, Tingkat kecerahan 24,4, intensitas warna merah 4,7 dan intensitas warna kuning 7,9. Sedang esktraksi pigmen kulit buah tamarillo menunjukkan perbandingan bahan:pelarut 1:4 dan lama ekstraksi 1 jam dengan kadar asam askorbat 2,3466 mg/100 ml, kadar antosianin 197,4643 mg/l, pH 1,5667, Nilai L 22,7, Nilai a* 28,2333, Nilai b* 16,6167, residu alkohol 0,6833 %, persen asam askorbat terekstrak 5,7364 % dan persentase rendemen antosianin 0,7382.10-2 %. Moreekstraksi-antosianin-2 ; pigmen-extraction-indigo

Pengolahan Sampah

Sampah organik merupakan salah satu bahan baku yang baik dalam pembuatan kompos. Sampah yang telah dicacah kemudian diproses melalui penyaringan sehingga tersaring bagian yang halus. Pada sampah halus tersebut akan dilakukan pencampuran dan fermentasi sehingga menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dapat dijual dengan harga yang murah ke masyarakat. Dengan memotong biaya seperti biaya transportasi serta biaya bahan baku maka kompos yang dihasilkan bisa dijual lebih murah dibandingkan dengan kompos di pasar.

Pemasaran juga dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak-pihak ketiga seperti kelompok tani yang ada di wilayah produksi. Kerjasama-kerjasama ini akan membuka pasar dan menyerap hasil produksi kompos tersebut.

DAPAT MENYEDIAKAN BERBAGAI KUALITAS

1. Raw material kompos Rp. 200,- – Rp, 500,- per kg

2. Fine kompos siap granule Rp. 400,- -Rp. 600,- per kg

3. Kompos Granule Rp. 900,- – Rp.1.000,- per kg

PostHeaderIcon Briket Biomassa

Briket Biomassa (Carbonized & Non Carbonized)

Biomassa merupakan sisa-sisa kegiatan dari makhluk hidup yang memiliki energi untuk dijadikan bahan bakar. Biomassa tersebut dibentuk menjadi silinder-silinder kecil agar dapat digunakan dalam skala rumah tangga maupun KUKM

Dengan kalori serta pembakaran yang hampir setara dengan minyak tanah, briket biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk kebutuhan pengolahan makanan, masak, pengeringan, pembakaran, pemanasan dan sebagainya.

Briket biomassa ini dapat diproduksi oleh masyarakat dengan dengan murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara massal dalam waktu yang relatif singkat menggunakan teknologi serta peralatan yang sederhana.

PostHeaderIcon Pupuk Organik

Bahan baku hasil dari pengolahan belum dapat disebut pupuk organik. Untuk dapat diolah menjadi pupuk organik maka harus diberikan pengolahan lebih lanjut. Pengolahannnya adalah mencampur dengan bahan-bahan lainnya, misalkan cocopeat yang mempunyai C lebih tinggi, sehingga menghasilkan C/N ratio yang lebih baik.. Kemudian nutrisinya juga ditambah untuk menghasilkan kandungan yang lebih baik bisa dengan fish meal, blood and bone dan lain-lainya.

Setelah menjadi pupuk kemudian dikemas dengan ukuran yang dikehendaki oleh pasar,umumnya ukuran 20 kg atau ukuran 40 kg. Pengguna pupuk organik ini cukup banyak jika dijual dengan harga yang wajar.

Harga jual per karung Rp, 10.000,-/ 20 kg, untuk Partai mendapatkan discount pembelian. Kami dapat melayani dari berbagai daerah di Indonesia.

PostHeaderIcon Pengolahan Daur Ulang

Dari hasil pengolahan sampah, juga dihasilkan plastik dengan berbagai jenis. Ada 6 jenis plastik yang sangat laku di pasaran meliputi HD,PE, HDPE, PP dan beberapa jenis lainnya. Plastik-plastik tersebut jika dilakukan pengolahan yang meliputi sortir berdasarkan jenisnya lalu kemudian berdasarkan warnanya maka sudah ada penampungnya

Tetapi jika diolah hingga lebih lanjut ,maka harga jual dari produk daur ulang tersebut menjadi lebih tinggi. Untuk plastik yang sudah dirobek , dicuci dan dikeringkan bisa mempunyai harga dari Rp. 2.000,- per kg hingga Rp, 6.000,- per kg tegantung dari jenisnya.

Hasil akhir dari daur ulang plastik, berupa biji plastik yang digunakan oleh industri dengan mutu yang lebih rendah. Ember hitam untuk bangunan contohnya, gagang sapu, pengki dan lain-lainnya. Industri daur ulang ini secara terpisah dan serius harus dikembangkan karena selain dapat memberikan lapangan pekerjaan, juga dapat mengatasi problem lingkungan. Selain plastik lembaran, maka plastik lainnya seperti botol aqua, botol shampo maupun botol lainnya dapat diproses daur ulang dengan teknis yang berbeda.

Kendala yang dihadapai adalah network sudah ada sulit ditembus oleh pemain baru, dan pabrik pengolahan yang besar hanya berada di beberapa kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung dan Medan. Mengatasinya adalah dengan menggunakan pengepresan hingga 5:1 untuk menghemat biaya transportasi. Tetapi dalam mengelola bisnis tidak harus cepat putus asa, semua itu dapat diatasi melalui pehitungan dan inovasi yang
lebih baik.
HASIL DARI RECYCLE PLASTIK AND PAPER
1. HDPE sudah cuci dan press
2. PP bersih sudah press
3. Recycle paper berbagai jenis.
4. HDPE CACAH SIAP UNTUK GRANULE


Para peniliti Jepang telah menciptakan suatu materi hidrogel yang dapat menyembuhkan dengan sendirinya secara cepat, tersusun sebagaian besar dari air, yang mereka katakan mempunyai aplikasi pada regeneratif medis dan ilmu kimiawi hijau.

Materi baru ini sungguh tangguh luar biasa dibandingkan dengan hidrogel lain yang mempunyai jenis yang sama – hidrogel non-kovalent – yang sampai sekarang dianggap sangatlah lemah. Pimpinan penelitian yaitu Takuzo Aida, bertempat di Universitas Tokyo, membandingkannya dengan karet silikon dengan maksud menguji kekuatannya. Mungkin yang paling impresif, adalah jika gel tersebut dipotong dengan pisau, secara langsung akan menempel kembali dengan sendirinya, seperti semula hanya dalam tiga detik.

Yang sangat luar biasa adalah kemudahan dengan apa gel ini dapat dibuat. Pada 98 persen air, ini meliputi sejumlah kecil hanya sekitar tiga komponen lainnya: sodium polyacrylate, suatu cabang molekul yang dinamakan ‘G3-binder’, yang diliputi oleh ion – ion guanidinium, dan lempung, dengan bentuk lembaran – lembaran nano. Ini dapat dicampur bersama – sama untuk membuat gel, yang membentuk sekian detik. ‘Siapapun – meskipun istri saya – dapat menyiapkan materi kita hanya dnegan mencampur komponen – komponen yang diperlukan di air pada suhu ruangan,’ kata Aida.

Molekul – molekul binder memberikan hidrogel tersebut properti yang dapat menyembuhkan dengan sendirinya oleh hubungan silang lembaran – lembaran nano lempung. Ion – ion bermuatan positif dari guanidinium menempel secara pasti pada muatan negatif oksanion pada permukaan lempung. Dengan memotong gel ini menjadi terpisah, jelas Aida, namun jika potongan permukaan yang baru ditekan melawan satu sama lain dengan langsung, proses keablikannya akan muncul dan ion – ion yang bermuatan sebaliknya akan menempel kembali.

Seperti apa yang Alain Domard, seorang ahli hidrogel pada Universitas Claude Bernard Lyon 1 di Paris, jelaskan, namun begitu, properti gel yang menyembuhkan dengan sendirinya sangat terbatas. ‘Ini memerlukan penggunaan potongan yang baru,’ katanya. ‘Ini mensignifikasikan bahwa mekanisme secara kinetik terbatas dan materi yang tersusun kembali dari potongan tidak dapat dibandingkan dengan gel aslinya meski dengan bentuk global yang sama.’ Dia menambahkan bahwa studi lebih dalam dari mekanisme molekular dari formasi gel dibutuhkan di masa mendatang.

Bagi Aida, ini merupakan suatu keberhasilan bahwa materi dapat sembuh sedia kala- tidak ada hidrogel kovalent lainnya dengan properti mekanikal yang sebanding yang dapat melakukan hal ini, katanya. Namun ini merupakan kombinasi penyembuhan dengan sendirinya, kekuatan, persiapan yang mudah dan aplikasi potensial yang mana, menurut Aida, membuatnya sungguh unik. Dia mengatakan bahwa materi ini dapat digunakan untuk mendukung enzim – enzim dan katalis bagi sintetis organik, atau sebagai komponen dari regeneratif medis dan regenerative medicine and tualng rawan buatan. ‘Ini dapat di siapkan ditempat oleh para dokter medis bagi operasi pembedahan,’ katanya.

Namun Domard mengatakan bahwa beberapa gel perlu dibuat lebih murah dan ramah lingkungan sebelum mereka dapat dipahami untuk penggunaan lebih luas. ‘Berdasar pengetahuan saya, polyacrylic dan [binder dari tim tersebut] strukturnya masih diproduksi dari minyak,’ imbuhnya.

Hayley Birch

Referensi

Q Wang et al, Nature, 2010, DOI: 10.1038/nature08693

Cari Artikel

Sebuah proses baru memungkinkan tanaman untuk menjadi akar bahan kimia, plastik dan bahan bakar daripada minyak Glukosa merupakan karbohidrat utama produk fotosintesis dan sumber utama energi di kebanyakan makhluk hidup. Glukosa adalah gula dan tubuh manusia sumber utama bahan bakar. Dan, di mana-mana, glukosa adalah kandidat utama untuk menggantikan minyak sebagai sumber yang melimpah untuk bahan bakar, plastik dan produk-produk minyak bumi lainnya. Sayangnya, mengubah bentuk barang-barang ini menjadi tepat guna tetap merupakan proses yang sulit. Sebagai contoh, menggunakan katalis asam untuk mengubahnya menjadi dasar blok bangunan, untuk plastik juga menghasilkan tong kotoran/limbah (seperti levulinic dan asam format). Tapi sekarang kimia di Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) di Richland, Wash, telah meneliti dengan cara mengubah secara efisien dan mengubah sumber alami seperti gula ke dalam plastik, membuat pohon Tupperware dari kemungkinan nyata.

Conrad kimiawan Zhang dan rekan-rekannya di PNNL menguji berbagai logam katalis-senyawa yang mempercepat reaksi kimia dalam penelitian mereka untuk mencari metode yang efisien mengubah glukosa dan gula alam lainnya ke hydroxymethylfurfural (HMF), sebuah molekul yang dapat dengan mudah dimanipulasi dalam berbagai bahan kimia dan plastik.

“Karena glukosa dapat diturunkan langsung dari selulosa dan pati, itu adalah kekayaan alam yang paling melimpah dalam turunan karbohidrat,” kata Zhang. “HMF dari karbohidrat terbarukan, seperti fruktosa dan glukosa, adalah platform serbaguna kimia yang mana dapat menghasilkan ratusan bahan kimia lain.”

Para kimiawan merincikan dalam Sains bagaimana mereka menggunakan logam klorida-kromium, tembaga dan logam lain dipasangkan dengan dua atau lebih atom klorin untuk mengubah 70 persen glukosa dan hampir 90 persen fruktosa ke HMF. Mereka melaporkan bahwa kromium klorida (CrCl 2) bekerja terbaik, tampaknya dengan meningkatkan molekul gula kemampuan untuk membuka dan menggeser atom-atom dalam struktur seperti itu berubah bentuk, walaupun mekanisme yang tepat tidak diketahui, kata Zhang.

Penelitian dapat menjadi dasar dari sebuah proses yang mengubah biomassa seperti pohon-pohon, jagung dan ganggang ke feedstock untuk bahan kimia, plastik dan bahan bakar pada kira-kira 100 derajat Celsius (212 derajat Fahrenheit), yang jauh lebih dingin dari 600 derajat C (1.112 derajat F) yang diperlukan untuk penyulingan minyak atau suhu tinggi (dan juga tekanan) minyak tersebut harus menjalani saat terbentuk secara alami. “Sejumlah langkah, termasuk pengembangan dan optimasi proses, harus terjadi sebelum skala penuh komersialisasi,” catatan Zhang. “Mungkin diperlukan waktu beberapa tahun untuk mencapai tahap itu.”

Pada akhirnya, di sebuah garpu plastik yang digunakan di halaman belakang sebagai barbeque terdapat langsung sisa nabati seperti arang dalam panggangan dan poliester pada celemek koki. ” pemanfaatan Langsung cellulosic biomassa untuk bahan kimia dan produksi bahan bakar adalah tujuan yang menantang,” Zhang menambahkan. “Hasil penelitian kami menunjukkan proses yang potensial untuk produksi HMF dari sumber terbarukan paling berlimpah.”

Kosmetik elektrokimia

Para ilmuwan di Inggris telah mengembangkan suatu penggunaan menarik untuk kosmetik. Craig Banks dan para koleganya dari Universitas Manchester Metropolitan menggunakan suatu produk pemutus antiperspirant untuk membuat sensor array mikroelektroda acak.

Sensor elektrokimiawi berdasar pada array mikroelektroda acak mempunyai keuntungan yang signifikan seperti batasan pendeteksian yang sangat rendah dan respon yang cepat. Sekarang ini mereka sedang dievaluasi di semua area mencakup biosensor dan diagnostis medis untuk penganalisaan makanan dan minuman. Bagaimanapun, reproduksitifitasan dan terbatasanya biaya pengangkutan mereka dari laboratorium hingga ke lapangan, jelas Banks.

‘Ada banyak cara untuk memproduksi array mikroelektroda acak tetapi mereka menghadapi baik tantangan secara teknologi atau memakan waktu’, katanya. ‘Bagi peralatan tersebut untuk secara luas dapat diterima, kita memerlukan metode baru dalam pembuatannya. Metode kami sangat menjanjikan karena ini memerlukan reproduksitifitasan yang benar – benar pengefektifan biaya ‘.

Kelompok ini memperlihatkan bahwa dengan menyemprotkan layar grafit murah yang diprintkan elektroda dengan antiperspirant mengubahnya kedalam array mikroelektroda dalam beberapa detik saja. Polymer pada antiperspirant melapisi permukaan elektroda, dengan meninggalkan bekas lubang berukuran mikrometer yang menunjukkan landasan elektroda tersebut, yang mana dapat diakses pada larutan yang sedang dianalisa.

Jose Pingarron, seorang ahli pada sensor elektrokimiawi dan biosensor pada Universitas Complutense of Madrid, Spanyol, menjelaskan pekerjaan ini sebgai suatu keheranan. ‘Kekuatannya adalah jelasnya kemudahan dari persiapan perakitannya dan biaya yang rendah,’ katanya, tetapi menambahkan bahwa pekerjaan lebih lanjut diperlukan unutk mengoptimalkan kinerja penganalisaannya.

Banks menggunakan array mikroelektroda untuk mendeteksi sejumlah jejak dari timbal dalam larutan. Sekarrang dia berharap untuk mampu mengaplikasikan metode sederhananya ini untuk memproduksi tipe – tipe lainnya dari array mikroelektroda untuk mengukur sasaran penganalisaan yang penting. Metode ini dapat menjadi pemroduksian masa mendatang dengan biaya efektif yang mengarah pada peralatan tersebut, tetapi pengembangan akan diperlukan untuk menaikkan prosesnya, kata Banks.

Tahun lalu, sedikitnya 6 kontiner udang kualitas ekspor Indonesia tertahan di pelabuhan Eropa karena kedapatan mengandung antibiotika. Kondisi ini mendorong Departemen Kelautan dan Perikanan untuk menyediakan alat deteksi antibiotika.


Indonesia sering kali mengalami hambatan ekspor udang terutama ke Uni Eropa karena negara-negara tujuan ekspor tersebut menetapkan kandungan nol persen untuk chloramphenicol. Kondisi ini telah berlangsung cukup lama. Dan, nampaknya keadaan ini menggugah DKP (Departemen Kelautan dan Perikanan) untuk membantu ekspor udang Indonesia ke negara-negara maju agar tak terhambat.

Menurut Dirjen Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran (PK2P), Sumpeno Putro, di Jakarta beberapa waktu lalu, ada sekitar 8 laboratorium yang akan dilengkapi dengan alat-alat canggih ini. Mereka yang kedapatan aalat deteksi ini adalah tempat-tempat yang berlokasi strategis, seperti : Jakarta, Surabaya, Lampung dan Medan.

Langkah ke depan, pengujian bahan antibiotika berbahaya ini tak hanya dilakukan pada udang yang siap di ekspor, tetapi juga meliputi mata rantai prosduksi perikanan . Mulai dari penyediaan pakan, penyiapan lahan, dan sebagainya. Mata rantai produksi dapat dideteksi sejak awal, sehingga bila ada gangguan dalam salah satu mata rantai dapat segera ditanggulangi.

Dan, tentu saja tak hanya udang kualitas ekspor namun juga untuk didalam negeri bila memang antibiotik itu berbahaya. Yang lebih penting lagi, seharusnya ada juga penyuluhan pada para petani tentang masalah bahan antibiotik itu. Jadi,mereka memahami mengapa itu dilarang.

Alat pengering cabe yang akan diintroduksi kepada petani cabe adalah alat pengering cabe tipe konveksi bebas, terdiri dari 4 bagian utama yaitu : 1) tungku, 2) pipa pemanas dan cerobong asap, 3) ruang plenum dan ruang pengering, dan 4) ventilasi, dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Introduksi Alat Pengering Cabe

- ukuran : 3,7 m x 1,7 m x 3,6 m

- kapasitas : 1 ton/proses

- lama pengeringan : 3 hari

- bahan bakar : minyak tanah

- ukuran tungku : 1 m x 0,5 m x 0,5 m

2. Pemilihan Lokasi

Lokasi introduksi alat pengering cabe adalah di kabupaten Blora dan Brebes, Jawa Tengah. Hal ini didasarkan karena kabupaten Blora dan Brebes merupakan sentra produksi cabe utama di Jawa Tengah yang memasok sebagian besar kebutuhan cabe daerah lain seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

3. Pembuatan Alat Pengering Cabe

Alat pengering cabe yang dibangun di kabupaten Blora dan Brebes memakai bahan yang ada di lokasi. Disamping untuk memudahkan pembuatannya, juga untuk memudahkan penggandaan oleh petani atau kelompok industri kecil di lokasi tersebut. Alat pengering cabe yang dibangun di kabupaten Blora berjumlah 2 unit.

Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan alat pengering adalah 1) batu kali, bata merah, pasir, semen, begel, kawat tali, pipa cor, batu cor untuk bangunan alat pengering; 2) balok, kaso, reng, seng, paku untuk atap bangunan alat pengering; 3) plat ester, plat strip, besi plat, packing asbes, baut, burner, selang kawat minyak untuk pipa pemanas dan burner, balok papan, triplek, engsel, kunci, tarikan laci untuk kusen, pintu dan jendela alat pengering; 4) besi siku, kasa nyamuk, papan, reng dan triplek untuk rak pengering; dan 5) seng, plat strip, kaso, drum minyak, pipa dan sambungan untuk cerobong angin dan drum minyak.

4. Pelatihan, Konsultasi dan Supervisi

Pelatihan, konsultasi dan supervisi dilakukan oleh tim kepada kelompok tani di lokasi introduksi kabupaten Blora dan Brebes, Jawa Tengah. Materi Pelatihan terdiri dari aspek teknis yaitu fungsi dan tata cara operasional alat pengering, aspek ekonomis yaitu analisis biaya alat pengering dan keuntungan-keuntungannya serta aspek pengelolaan dan pemasaran produk.

PBB menambahkan bahan-bahan kimia dan pestisida sebanyak 14 jenis sebagai bahan beracun dan dilarang untuk diperdagangkan, termasuk timbal yang sering ditambahkan pada petrolium.


Sesuai konvensi Rotterdam, bahan-bahan seperti itu hanya dapat diekspor dari suatu negara ke negara lain dengan ijin dari pemerintah negara importir. “Hal ini untuk mengurangi resiko terhadapa manusia dari bahan-bahan kimia berbahaya yang masih dipakai secara luas,” kata Jim Willis, sekretaris eksekutif pakta PBB.

Keputusan itu juga meliputi beberapa jenis asbes, yang diyakini sebagai penyebab kanker, tidak boleh diperdagangkan secara bebas antar negara. Namun chrysotile, sebuah jenis asbes yang paling umum, dicoret dari daftar larangan ini setelah negara-negara pembuat chrysotile termasuk Kanada dan Rusia menghalangi pencantuman bahan ini dalam daftar bahan berbahaya terlarang.

Sebuah kelompok konservasi WWF menanggapi dengan marah atas pembatalan ini. Dikatakan, chrysotile yang merupakan 94% penggunaan asbes di dunia, semestinya layak untuk dimasukkan daftar bahan terlarang.

Perjanjian ini telah diratifikasi oleh lebih dari 70 negara. Untuk kasus chrysotile, tiga kawasan yang diwakili Australia, Chili dan Uni Eropa telah mengambil langkah-langkah berdasarkan penemuan bahan bahan ini bersifat karsinogen (pemicu kanker), sebut WWF.

“Keberatan Kanada dan Rusia untuk mencantumkan asbes jenis chrysotile adalah untuk kepentingan pribadi yang memalukan, melindungi eksportir dalam negeri yang menjual bahan berbahaya ini ke luar negeri,” kata Clifton Curtis, direktur WWF’s Global Toxics Programme.

Follow

Follow global world

Get every new post delivered to your Inbox.

0 komentar "global world", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Bantu dengan klik

Please Click Here!!